Cerita Ngopi Bareng: Kegagalan yang Disadari

oleh -
oleh

Tulisan ini dicopy dari media sosial dan atas persetujuan yang bersangkutan.

Saat ini, rekapitulasi di KPU Provinsi Kepri untuk DPD RI, sudah selesai. Terlihat nama-nama dan perolehan suaranya, termaksud 4 besar. Tidak ada nama Richard H Pasaribu, Stephane GM Siburian, David Farel Sibuea dan Hotman Hutapea. Mereka hanya bisa merasakan menang melawan sesamanya, namun tidak terpilih. Hasil yang sudah diperkirakan banyak orang, akan terjadi. Ditengah tulisan ini, terlihat perolehan suara 4 nama itu dan 4 nama pemilik suara terbesar DPD RI.

====

Hasil ini sudah tergambar saat bincang dengan anggota DPD RI saat ini, yang juga maju ke DPD RI di Pemilu 2024 ini, bang Haripinto Tanuwidjaja, minggu lalu. Saat itu ia ungkap hasil sementara perolehan suara, dari sekitar 80 persen data yang masuk. Saat itu diakui, namanya juga tidak masuk 4 besar. Dan putusan Pleno KPU kepri juga menggambarkan, perolehannya di peringkat 5 dengan suara 92.131.

Perbincangan itu mengingatkan momen Februari 2023. Saat itu, beberapa kali ngopi bareng politisi bang Dr Sahat Sianturi (DPRD Kepri), dan pak Ir Onward Siahaan, SH, MHum (DPRD Kepri), dan mantan anggota DPRD Kepri, bang Ir Hotman Hutapea.

Hampir setiap minggu, kami ber-empat ngopi bareng di sekitar Batam Center dan Nagoya. Tapi saya kerap gabung, sesuai telepon masuk, setelah mereka lebih dulu duduk satu meja.

Perbincangan kadang terkait bisnis (mereka), terkait politik lokal, hingga Pemilu 2024. Tapi perbincangan berlangsung santai.

Disela-sela perbincangan itu, terucap rencana bang Hotman maju untuk calon anggota DPD RI. Namanya rencana, bisa jadi bisa tidak.

Rencana bang Hotman maju, setelah sebelumnya bang Jumaga Nadeak, SH (Ketua DPRD Kepri-saat ini) berencana maju ke DPD. Namun, untuk alasan tertentu, rencana bang Jumaga maju, akhirnya batal. Rencana ke DPD itu juga disampaikan bang Jumaga.

Sebelumnya, rencana Anggota DPD RI saat itu, bang Dr Richard Pasaribu, BSc, MSc, juga sudah terdengar. Dalam pikiran, rencana bisa berubah, seperti maju ke DPR RI, karena wewenang lebih baik.

Namun, sekitar satu minggu kemudian, bang Richard menghubungi dan mengajak ketemu. Akhirnya kami bincang santai di daerah Batam Center. Walau bincang santai, namun isi pembicaraan kami, sedikit mengganggu pikiran saya saat itu.

“Teman, saya mau maju lagi ke DPD. Tapi saya dengar, lae Hotman juga akan maju,” cerita bang Richard ditengah perbincangan.

Setelah saya sempat terdiam, saya mengusulkan pertemuan, antara bang Richard dan bang Hotman. Bang Richard setuju.

Kemudian, saya menghubungi bang Hotman. Setelah menyepakati waktu dan tempatnya dengan bang Richard dan bang Hotman, kami bertemu pagi hari di Morning Bakery, Greenland.

Sesuai dengan kesepakatan, pagi itu sekitar pukul 8.00 WIB, saya tiba Morning Bakery. Bang Richard tiba beberapa menit kemudian.

“Kalau bisa, saya (lagi) ke DPD RI (periode kedua),” kata bang Richard tiba dan duduk satu meja dengan saya. Saat itu, bang Hotman belum datang.

Sekitar 5 menit kemudian, bang Hotman tiba. Ia ditemani bang Onward. Bang Hotman dan bang Richard, kemudian memilih duduk satu meja, disamping yang kutempati.

Sementara bang Onward yang tiba dengan bang Hotman, duduk di meja lainnya. Pagi itu, kami berempat duduk di 3 meja berbeda, tapi berdekatan. “Sini saja kita bareng,” kata bang Hotman dan bang Richard, bersamaan.

Saya memilih tetap terpisah, karena ingin agar mereka diskusi berdua dulu. Harapan dikepalaku, keduanya akan mencapai kesepakatan. Satu ke DPD, satu ke DPR RI dan saling mendukung atau bergerak secara sinergis. Mereka orang yang sudah lama berkecimpung di dunia politik, sehingga sudah bisa menganalisa kekuatan dan peluang.

Hampir 1 jam keduanya bincang. “Sinilah. Kami sudah selasai ngobrol,” kata bang Hotman dan dibenarkan Richard dan mengajak saya bergabung.

Bang Hotman dan bang Richard menyampaikan secara singkat, hasil perbincangan keduanya. Tidak ada kesepakatan yang diambil. Kecuali, akan sama-sama maju ke DPD. “(Tetap) sama-sama maju ke DPD,” kata keduanya.

Saya hanya menyambut dengan senyum hambar dan anggukan terpaksa. Tidak ada lagi yang mau saya sampaikan.

Keduanya sudah memutuskan. Dan tidak ada keluar bahasa (pernyataan) mikir-mikir.

Bang Hotman hanya menceritakan singkat, pembicaraanya dengan bang Richard. Kemudian ia bergeser dan pindah meja, menemui bang Onward.

Saya sendiri tetap disitu dan mendapat cerita lanjutannya dari bang Richard. Bang Richard tetap menatap dengan otimis Pemilu 2024. Demikian dengan bang Hotman.

Tapi saya sendiri, sejak saat itu sudah agak pesimis. Karena keduanya memiliki modal dana (sama-sama pengusaha) dan pengalaman panjang di politik.

Hingga dalam perjalanan selanjutnya, muncul dua figur lain, sian bangso i, amang Pdt David Sibuea dan Stephane GM Siburian.

Saat pertemuan bang Richard-bang Hotman, nama amang Sibuea sudah muncul. Namun simpang siur, antara maju di Jakarta atau di Kepri.

Saat kemudian nama amang Sibuea dan Stephane muncul setelah pertemuan itu, dipikiranku, hanya perlu berdoa, agar suara ke-empatnya tidak jeblok. Dan berharap, semoga selalu sehat dan dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Dan hasil Pleno KPU Kepri di 8 Maret 2024 ini membuktikan, kegagalan ke empat figur itu ke DPD RI. Jika diakumulasikan, kekuatan mereka, sebenarnya cukup besar.

Mereka mampun mengumpulkan total 171.065 suara, dengan rincian:

  • Richard H Pasaribu 78.608
  • Stephane GM Siburian 42.203
  • David Farel Sibuea 29.943
  • Hotman Hutapea 20.311.

Sementara pada Pemilu 2019, total atau akumulasi suara Richard H Pasaribu 102.107 dan Sabar P Hasibuan 18.586, maka 120.693 suara.

Sementara secara umum, pemilik suara terbesar di empat besar calon DPD RI Dapil Kepri di Pemilu 2024 ini ada:

  • Dharma Setiawan 172.868
  • Ria Saptarika 162.400
  • Ismeth Abdullah 132.563
  • Dwi Ajeng Sekar Respaty 112.920.

Apa yang terjadi 2024, semoga tidak kembali di 2029, berlomba maju, menuju kegagalan. Jangan sampai tergulung politik MEMECAH OMBAK.

Sebelum itu, masih ada Pilkada 2024. Jika masuk arena, masuklah sebagai petarung, yang bisa menganalisa kekuatan sendiri, lawan dan menyadari kemampuan. Jika hanya jadi pendukung, jadilah pendukung yang menyatu dengan KEKUATAN massa.

Jangan biarkan kegagalan itu terus berlangsung, hingga periode selanjutnya. Biarpun kejadian yang sama, sangat dimungkinkan terjadi lagi. Karena setiap individi hingga komunitas, memiliki obesesi, harapan, hingga ego, namun harapan ada visi yang sama kedepan.

Jika ingin maju dan berkembang, motivasi dan keterpanggilan pribadi, hingga kelompok, menjadi sangat penting diperhatikan. Ini juga menjadi penting untuk melahirkan kesepakatan bersama..

Apa yang akan dihasilkan Pemilu 2024, modal untuk membangun komitmen baru menuju 2029. Sehingga, jika pada akhirnya, mereka sekarang gagal, biar lah itu menjadi KEGAGALAN BERSAMA. Sehingga bisa menjadi pembelajaran bersama. BANGKIT BERSAMA. Semoga, TIDAK MERASA MENANG ATAS KEGAGALAN TEMAN.

—-MP Butarbutar—

No More Posts Available.

No more pages to load.