Jalan Moderat Ala HMR dan Militansi Relawan

oleh -
oleh

KAMIS lalu (7/3/24), saya diundang oleh Ketua Relawan HMR – HMA, Sudirman Dianto, ke perhelatan mereka. Saya juga didaulat memberikan sepatah kata di hadapan 300-an relawan yang memenuhi ballroom Golden Prawn, Batam.

Sebelum HMR sampai di tempat acara, pentolan relawan seperti Sudirman, Hariyanto, dan Raja Amar, memimpin persiapan dan rapat konsolidasi. Berbagai jingle, lagu, mars, dan yel-yel dipersiapkan untuk mengawal perjuangan mereka.

Rencananya, menurut Sudirman, lagu atau mars HMR-HMA akan disebar dan dilombakan di setiap kecamatan se-Kota Batam. Juga akan menyusul diperdengarkan ke seluruh kabupaten/kota se-Kepri usai Lebaran Idul Fitri.

Saya melihat, semangat mereka bergelora. Hasil kerja HMR khususnya, dan pendampingan HMA sebagai wanita kuat penopang HMR, menjadi titik landasan mereka untuk menggemakan HMR ke seluruh Kepri. HMR sudah dua periode menjabat Wako Batam dan merangkap sebagai Kepala BP Batam sejak 2019.

Pembangunan Kota Batam semakin kencang. Berbagai infrastruktur terus dikebut sejak periode pertama HMR sebagai wali kota. Semakin massif setelah Ketua DPW Nasdem Kepri itu merangkap Kepala BP Batam (dulu, Otorita Batam). Persoalan disharmonisasi dan kesulitan koordinasi antara Pemko dengan BP Batam tuntas di tangannya. Tentu dengan bantuan seluruh staf di kedua instansi dan masyarakat luas, termasuk forkompimda dan para tokoh masyarakat.

Saya sendiri, termasuk sudah lama mengamati hal demikian. Sejak 2005, ketika mulai ditugaskan di Batam, saya sudah melihat sepak-terjang HMR di pemerintahan. Sejak dia duduk di DPRD Batam dan menjadi ketua badan anggaran, peran HMR untuk Batam telah menonjol. Kemudian ketika menjadi wakil wali kota era Ahmad Dahlan, pelan-pelan kewenangan yang diberikan Dahlan dapat dia eksekusi.

Puncaknya, ketika dia menjadi Wali Kota Batam tahun 2015, berpasangan dengan Amsakar Achmad, HMR semakin menunjukkan kinerjanya sebagai pemimpin pengeksekusi. Setiap kebijakan yang pro-rakyat, tak ragu dia eksekusi. Risiko apapun dia ambil. Kepiawan HMR merangkul forkopimda, membuat jalannya semakin mudah.

Itulah yang saya lihat, yang membuat para relawan yang saat itu semakin bersemangat dan yakin meminta HMR tampil memimpin Kepri dan HMA melanjutkan kerja-kerja di Kota Batam. Semua yang direncanakan HMR, dalam karier politiknya, selama ini tercapai. Mulai dari jadi wawako, kemudian wali kota, kepala BP Batam, istrinya jadi wagub, dan terakhir anaknya, Randi, berhasil duduk di DPR RI.

Bagaimana Langkah Selanjutnya?

“Saya tak pernah mengatakan bahwa saya akan maju sebagai wakil gubernur!” ucap HMR, lantang. Suaranya agak meninggi. Seisi ruangan jadi senyap. Lalu bergemuruh.

“HMR Gubernur Kepri, HMA Wali Kota Batam!”

Ratusan relawan berteriak. Penegasan HMR di atas jadi pemicunya. Sebab masih ada beberapa pihak yang menghembuskan isyu bahwa HMR mungkin akan berpasangan dengan petahana atau orang lain sebagai Kepri 2.

Sebagai undangan yang menghormati jemputan sahabat saya, Sudirman Dianto, saya melihat ada semangat yang berkobar dari para relawan. Aura militansi terasa sekali. Mars Relawan HMR HMA dinyanyikan tanpa henti. Bergemuruh.

Sebelumnya, ketika HMR belum sampai di lokasi pun, mereka bergantian menyampaikan testimoni. Mereka ingin kemajuan dan pencapaian Batam dapat ditularkan ke seluruh Kepri, agar Kepri lebih terbangun secara adil dan lebih merata.

Misalnya, ketika seorang relawan perempuan dari Tanjungriau, Sekupang, memberikan kesaksian. Di matanya, HMR adalah pemimpin yang komit antara ucapan, janji, dengan perbuatan.

“Ketika Pak Rudi menyampaikan ide hendak memoles kampung kami di Tanjungriau, saya adalah orang pertama yang Beliau beritahu. Beliau bertanya, apakah setuju Tanjungriau disolek menjadi lebih indah dan menjadi kampungtua sebagai icon wisata? Jelas saja kami mendukung dan Pak Rudi memenuhi janjinya,” urai wanita tersebut, disambut gemuruh tepukan.

Begitu pula kesaksian ketua relawan dari Galang, yang secara berapi-api menuturkan, sejak dia lahir dan besar di Galang, baru di era HMR Galang benar-benar mendapat perhatian.

“Oleh sebab itu, Pak Rudi tak usah cemas. Apa yang diisyukan di Galang, hanyalah riak yang dikompori oleh orang luar demi politik. Saya yakin, Galang akan mengulangi sukses tahun 2019 nanti di pilkada 2024,” ujarnya.

Kali ini HMR sudah berada di dalam gedung setelah disambut mars dan kibaran bendera kecil oleh seluruh relawan. HMR kemudian menyalami mereka satu-persatu yang berada di jalan masuk ke arena.

Saat memberi kata sambutan, HMR lebih banyak mengucapkan terimakasih kepada para relawan yang telah berjuang menyukseskan pilpres dan pileg 2024.

“Alhamdulillah, pilpres dan pileg telah berjalan sukses. Bukan karena saya, karena ibu-bapak semua dan masyarakat, meskipun ada beberapa keputusan politik yang saya buat,” aku HMR.

Terkait langkahnya ke depan, HMR telah berketetapan hati untuk maju ke Pilgub Kepri. Dia mengaku, perhatian dan dorongan yang diberikan relawan, telah memperkuat semangatnya. Termasuk dalam mendukung istrinya, HMA (Hajjah Marlin Agustina) untuk melanjutkan pencapaian yang telah diraihnya di Kota Batam.

“Tak mudah membangun infrastruktur di Batam. Meskipun ada anggarannya, tak semudah yang dilihat orang. Banyak sekali singgungannya dengan berbagai pihak. Perlu keberanian, koordinasi, dan ketegasan. Membangun jalan, misalnya. Di kiri-kanan harus dibereskan. Susah. Bukan cuma susah, tapi suuusah! Paham sendirilah ya?” katanya bergurau.

“Jalan Moderat” nan Jitu

Dalam pengamatan saya, terkait hasil pilpres dan pileg kemarin, saya melihat ada langkah taktis yang dilakukan HMR. Tidak semua memahami bahkan tak sedikit yang mencibir. Misalnya, ketika HMR menggeser istrinya yang dulu maju di Pilkada Kepri tahun 2020 melalui Nasdem, ke TKD Prabowo-Gibran. Padahal koalisi Nasdem mengusung Anies-Muhaimin.

Yang dilakukan HMR, menurut saya adalah “mewakafkan” istrinya ke koalisi 02 agar rencana tingkat lokal berjalan mulus. HMA dipasang untuk “mengamankan” para caleg Nasdem yang maju nyaleg di seluruh Kepri. Sebab, meskipun sulit untuk dibuktikan, banyak yang menilai bahwa pilpres kemarin diwarnai oleh berbagai manuver dan tekanan. Maka, pergeseran HMA ke TKD 02, menurut saya, adalah langkah taktis HMR menuju “jalan moderat”.

Sehari setelah HMA bergeser ke TKD 02, beberapa bulan yang lalu, kebetulan saya berjumpa dengan HMR. Saya tanyakan soal itu. HMR nampak santai saja. Katanya, istrinya (HMA) bukan pengurus Nasdem, dan antara dirinya dengan HMA punya jalan politik masing-masing.

Ya. “Jalan moderat” HMR itu terbukti manjur; 02 menang di Batam, Randi ke Senayan, Nasdem meraih 10 kursi dan akan menjadi ketua DPRD Batam, menggeser PDIP. Di Kepri, tetap wakil ketua dengan 7 kursi. Di kabupaten/kota lain, silakan dicek.

Jika HMR tak memilih “jalan moderat” itu, entahlah. ***

*) Candra Ibrahim, penulis dan kolumnis.

No More Posts Available.

No more pages to load.