Sindikat Pengiriman TKI Ilegal ke Malaysia Diamankan

oleh -
oleh

Batam – Tersangka berinisial M Als M dan FP Als R yang merupakan salah satu sindikat pengiriman Pekerja Migran Indonesia atau TKI Ilegal berhasil diamankan oleh Tim Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kepri. Sebanyak empat korban pekerja imigran ilegal yang berhasil diselamatkan.

Dir Reskrimum Polda Kepri Kombes Pol Jefri Ronal Parulian Siagian, didampingi oleh Kasubdit 4 Ditreskrimum Polda Kepri AKBP Achmad Suherlan dan Kasubagrenmin Bidhumas Polda Kepri Kompol Andi Sutrisno, mengungkapkan hal itu di Lobby Ditreskrimum Polda Kepri. Sabtu (4/2/2023).

Jefri mengatakan, pengungkapan dilakukan 3 Februari 2023, di Pelabuhan Ferry Internasional Harbourbay. Berawal dari informasi yang diterima bahwa ada 4 orang calon Pekerja Migran Indonesia Illegal yang akan diberangkatkan untuk bekerja di negara Malaysia.

Kemudian anggota Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kepri melakukan penyelidikan di sekitar Pelabuhan International Harbourbay, dan berhasil mengamankan 4 orang calon Pekerja Migran Indonesia Illegal serta 1 orang yang diduga sebagai pengurus atas nama inisial M Als M.

Dari hasil penyelidikan diketahui para korban dijanjikan untuk bekerja sebagai petani kelapa sawit di Malaysia dengan kisaran gaji mulai dari Rm 1500 – Rm 3000. Selanjutnya anggota Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kepri juga berhasil mengamankan barang bukti berupa paspor, tiket kapal dan handphone.

Terhadap calon PMI dan pengurus tersebut dibawa ke Ditreskrimum Polda Kepri untuk dilakukan Ppmeriksaan lebih lanjut. Kemudian Tim Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kepri melakukan pengembangan

Kembali berhasil mengamankan satu orang pengurus atas nama inisial FP Als R di sekitar Pelabuhan Internasional Harbourbay. Selanjutnya terhadap pengurus tersebut dibawa ke Ditreskrimum Polda Kepri untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Atas perbuatannya kedua tersangka dikenakan Pasal 81 Jo Pasal 83 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Dengan ancaman paling lama 10 tahun penjara dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,” tutup Jefri Ronal Parulian Siagian.

No More Posts Available.

No more pages to load.