Telkomsel dan Plus Tik Kelola Sampah Kartu Perdana Jadi Smartphone Holder

oleh -
oleh

Bali – Telkomsel mengedepankan proses bisnis berkelanjutan (sustainable business) melalui pemanfaatan seluruh aset teknologi terdepan dan ekosistem digital yang dimiliki. Bersama  PlusTik akan mengelola limbah plastik yang dihasilkan dari kartu perdana bekas pakai, baik itu kemasan maupun cangkang simcard dari Telkomsel akan didaur ulang. Akan didaur ulang menjadi smartphone holder dan pavement blocks.

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan, sebagai langkah awal, Telkomsel berfokus pada isu pengelolaan waste management dengan menjalin kolaborasi bersama platform PlusTik untuk mendaur ulang hasil limbah kartu perdana yang berbahan material plastik seperti kemasan kartu perdana dan cangkang simcard menjadi new non single use product, di antaranya smartphone holder dan pavement blocks.

“Di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, Indonesia masih terus dihadapi oleh permasalahan lingkungan yang mengancam kehidupan di masa depan. Diperlukannya collective actions, melalui upaya dan kolaborasi antara seluruh stakeholder,” bebernya.

Menurutnya, penerapan bisnis berkelanjutan turut menjadi perhatian utama Telkomsel pada setiap proses bisnis yang dijalankan. Diperlukan usaha yang terus-menerus dengan skala berimbang dan proporsional guna menjamin masa depan lingkungan hidup dan manusia secara harmonis.

“Untuk mengukuhkan komitmen tersebut, Telkomsel kini menghadirkan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang bertajuk “Telkomsel Jaga Bumi,” kata Hamsat.

Dijelaskan, Telkomsel Jaga Bumi merupakan salah satu program inisiatif CSR yang Telkomsel hadirkan. Dimaksud, untuk membuka peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat terlibat langsung dalam menjaga kelestarian dan masa depan bumi melalui upaya-upaya kolaboratif.

“Sekaligus mendukung program pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia. Inisiatif tersebut juga menjadi langkah konkrit Telkomsel sebagai pelaku industri yang menerapkan prinsip berkelanjutan yang mengacu pada prinsip environment, social and governance (ESG) pada setiap proses bisnis perusahaan,” terangnya.

Sementara Founder dan CEO PlusTik Reza Hasfinanda menyampaikan, mengapresiasi ajakan Telkomsel untuk melakukan langkah kolaboratif. “Kami sangat senang sekali ketika Telkomsel mengajak PlusTik berkolaborasi untuk mengurus sampah plastik, terutama sampah bermateri plastik dari produk Telkomsel sendiri yaitu limbah hasil kemasan dan cangkang kartu perdananya,” bebernya.

Diakui, melalui kolaborasi bersama PlusTik dalam permasalahan waste management, Telkomsel berupaya menghadirkan solusi untuk setiap limbah plastik yang dihasilkan. Terutama dari kartu perdana bekas pakai, baik itu kemasan maupun cangkang simcard dari Telkomsel.

“Termaksud seluruh provider yang ada di mitra outlet reseller Telkomsel akan didaur ulang menjadi new non single use product,” jelasnya.

Telkomsel terlebih dahulu akan mengumpulkan dan mendata jumlah sampah plastik dari limbah kartu perdana bekas pakai maupun yang berhasil dikumpulkan pada setiap periode tertentu. Sampah plastik tersebut kemudian akan diambil oleh PlusTik untuk didaur ulang menjadi sejumlah produk seperti smartphone holder dan pavement blocks.

“Smartphone holder hasil daur ulang akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk smartphone yang mereka display,” terangnya.

Kemudian untuk produk pavement blocks yang dihasilkan akan digunakan oleh Telkomsel sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunan fasilitas gedung baru di masa mendatang. Dengan langkah tersebut, Telkomsel mengaplikasikan konsep circular economy dalam program waste management tersebut.

“Dengan menggunakan sumber daya, bahan baku maupun produk yang bisa dipakai ulang selama mungkin, dan menghasilkan sampah atau limbah seminimal mungkin,” bebernya.

PlusTik sendiri merupakan sebuah startup yang mempunyai tujuan untuk mengurangi sampah plastik rendah nilai tanpa dipilah dari tempat pembuangan akhir (TPA) dan menggunakan sampah plastik rendah nilai tersebut untuk dijadikan barang baru yang tidak sekali pakai. PlusTik kini beroperasi di TPA Galuga Bogor dan mengambil sampah plastik rendah nilai hingga 5 ton perharinya.(am)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.