Hadapi Ancaman Resesi 2023, BI Kepri Minta Industri Batam Peluas Pasar

oleh -
oleh

Batam – Indonesia diperkirakan, salah satu negara yang akan tahan dari ancaman resesi pada tahun 2023. Namun, untuk industri-industri di Provinsi Kepri, terutama di Batam, untuk memperluas pasar. Sehingga, saat negara-negara pasar produk industri di Kepri mengalami resesi, produk dari Kepri bisa masuk negara lain, sebagai pasar baru.

Pesan itu disampaikan Kepala Tim Implementasi KEKDA Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Miftachul Choiri. “Aman (dari ancaman resesi), karena permintaan domestik aman. Tahun 2019, ancaman tinggi, karena permintaan domestik turun,” kata Miftachul.

Demikian, diingatkan jika untuk industri, akan terdampak resesi negara-negara lain di tahun 2023. Dimana, disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, empat negara yang cukup berdaya tahan dalam menghadapi ancaman resesi di 2023. Masing-masing, Indonesia, India, Brazil, dan Meksiko.

“Industri harus memperluas atau mencari pasar baru. Sehingga, saat gangguan permintaan atas produk industri turun, ada pasar baru untuk memperkuat ekspor,” himbau Miftachul.

Diakui, saat ini sejumlah negara mengalami resesi berat. Dimana, usai pandemi Covid-19, muncul perang Ukraina. Kemudian, sejumlah negara mengalami resesi krisis pangan dan energi. “Jadi memang krisis kali ini memang cukup berat. Tapi sebenarnya krisis itu tidak terjadi cuma sekali. Jadi ada siklus krisis. Tapi masing-masing krisis ini, beda karakteristiknya,” jelasnya.

Saat ini diakui, Indonesia masih aman, walaupun permintaan ekspor turun. Indonesia aman, karena permintaan domestik masih bisa tumbuh. “Karena permintaan domestik kita masih terjaga. Penduduk kita yang banyak dan membutuhkan sandang pangan, papan yang besar, itu menolong,” terang dia.

Hanya saja, untuk Batam, diakui tidak diuntungkan permintaan domestik. Dimana, Batam selama ini diuntungkan permintaan ekspor. “Sehingga perlu, industri kita di Kepri untuk memperluas pasar. Mencari pasar baru, untuk menutupi, ketika permintaan dari negara-negara tujuan ekspor menurun, ada alternatif pasr baru,” himbaunya mengakhiri.(am)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.