Dialog HKBP: Pasien Isolasi Mandiri Disarankan Sediakan Oximeter

oleh -

Batam – Saat ini ada ribuan orang warga Batam yang menjalani isolasi mandiri, akibat dinyatakan positif Covid-19. Dimana, alat ini dinilai dibutuhkan untuk mendeteksi kondisi oksigen dalam darah. Sehingga pasien atau keluarga pasien bisa mengambil tindakan cepat, jika terjadi kondisi bahaya, seperti menurunnya kondisi oksigen dalam darah.

Demikian disampaikan Kepala Puskesmas Kabil, dr Sanny Tiurni Ari Sianturi, saat menjadi narasumber, yang digelar HKBP Lubuk Baja, Batam, beberapa hari sebelumnya. Hadir, selain pimpinan HKBP Lubuk Baja, Pdt Hutahaean, tampil Direktur RS Elisabeth Batam, dr Sahat Siahaan, Ketua Tim Covid-19 Puskesmas Botania, dr Indriana Simbolon dan Penanggungjawab Vaksin Puskesmas Sambau, dr Yockie Verinico Simamora, membahas penanganan Covid-19.

Ketua Tim Covid-19 Puskesmas Botania, dr Indriana Simbolon dalam video yang disiarkan melalui jaringan youtube HKBP Lubuk Baja, Indri mengingatkan penting memperhatikan kebutuhan pasien mandiri. “Minta disediakan alat yang perlu dirumah, berupa termometer atau pengukur suhu dan oxymeter untuk pengukur saturasi oksigen,” katanya.

Dijelaskan, oximeter digunakan dengan menempel atau menjepit dijari telunjuk selama beberapa detik, agar mendapat hasil yang akurat. Alat ini dinilai penting untuk memonitor kondisi seseorang yang sedang melakukan isolasi mandiri.

“Untuk isolasi mandiri, tidak bergejala, atau gejala ringan dan ditempatkan dikamar yang memiliki ventilasi baik dikamar. Untuk pasien Isoman yang dirumah, diminta untuk menjaga etika batuk. Sehingga tidak menularkan kepada anggota keluarga lain,” himbaunya.

Sementara Direktur RS Elisabeth, dr Sahat Siahaan mengingatkan agar kondisi orang yang positif Covid-19. Demikian sebaliknya, orang yang positif Covid-19, untuk memahami kondisinya, sehingga tidak menimbulkan penularan.

Pada kesempatan itu, Sahat yang menjawab pertanyaan penonton di live youtube HKBP Batam, Lubuk Baja, meminta agar masyarakat tidak terlalu takut dengan jenazah atau orang yang meninggal karena Covid. Menurunya yang perlu dijaga, lebih pada keluarga korban Covid-19.

“Memang pemahaman kita terhadap jenazah, terlalu takut. Yang terbaru, informasinya, ,kita harus lebih takut dengan yang hidup. Untuk yang mati, tidak bisa menularkan virus, karena sudah dikasih plastik, peti jenazah sudah dibersihkan. Ada juga plastik jenazah dan peti jenazah juga sudah diplastik. Secara penularan sebenarnya tidak menular. Yang dikhawatirkan keluarga yang menularkan,” pesan Sahat.

Selain itu, Sahat mengajak masyarakat, terutama umat HKBP Lubuk Baja, Batam, untuk menjaga mental. “Kita paling penting juga, menjaga mental. Ketika mental jatuh, daya tahan tumbuh kita turun. Kalau ada yang terindikasi kena, bisa melapor ke tim kesehatan gereja,” pesannya.

Sementara Ketua Tim Covid-19 Puskesmas Botania, dr Indriana Simbolon, meminta untuk jemaat, melakukan pemeriksaan mulai antigen, antibody dengan lembaga yang berkompeten. Bahkan menurutnya, jika ada gejala Covid-19, tidak usah menunggu tim Covid Batam.

“Lebih baik dengan antigen sendiri, sehingga lebih cepat ditangani,” himbaunya.

Sementara Pendeta Resort HKBP Batam, Lubuk Baja, Pdt Belman Hutahaean mengingatkan pentingnya jemaat, menjaga kesehatan. Diingatkan, dampak yang ditimbulkan virus dalam bermasyarakat, keluarga dan gereja.

“Dampak yang luar biasa, dapat dilihat, banyak kehilangan pekerjaan. Banyak yang semakin miskin. Mencari sesuap nasi sulit. Terdampak juga bagi kehidupan rohani,” katanya.

Dibeberkan, terkait Covid-19 saat ini, pihaknya mendorong jemaat untuk vaksinasi. Saat ini, jemaat HKPB Batam Lubuk Baja sekitar 3ribuan orang (termaksud anak). Yang sudah divaksin, 1437 jiwa. 88 persen yang sudah divaksin. Diharapkan, semua jemaatnya sudah divaksin.

“Tanggungjawab gereja, untuk membantu. Gereja juga melihat, bagaimana melihat sisi kesehatan jemaat. Sehat dari sisi rohani dan jasmani,” harapnya.***

No More Posts Available.

No more pages to load.