BI Dorong Pemasaran Hasil Pertanian Karimun di Batam

oleh -

Batam – Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mendorong kerjasama Kota Batam dan Karimun dibidang pertanian. Didorong agar kerjasama antara daerah itu untuk memperkuat kedaulatan pangan di wilayah Kepri.

Hal itu disampaikan Musni Hardi, Sabtu (15/1/2022) mengatakan, pihaknua menginisiasi terjadinya transaksi antara hasil pertanian di Karimun untuk di pasarkan di Kota Batam melalui Koperasi Tani Kota Batam.

“Tentu ini merupakan suatu Kerjasama Antar Daerah intra Provinsi Kepri yang perlu didorong mengingat hampir seluruh komoditas pangan strategis di Kepulauan Riau dipasok dari luar wilayah Kepri,” harapnya.

Sehingga diharapkan, peluang-peluang pemasaran di Intra wilayah Kepri dapat menjadi salah satu alternatif cara memperkuat kedaulatan pangan di wilayah ini. “Dan perlahan menurunkan ketergantungan Kepri dengan wilayah lain,” ujar Musni.

Dibeberkan, berdasarkan data kebutuhan komoditas Cabai Merah di Kabupaten Karimun, total kebutuhan Cabai Merah mencapai 11.23 ton/minggu sedangkan produksi lokal hanya mampu men-supply sebesar 4 ton/minggu atau hanya 36% dari total kebutuhan. Hal ini berarti kebutuhan pasar lokal masih dibutuhkan sangat besar. Untuk itu kami menghimbau bahwa program ini terus diperluas khususnya oleh Pemda Karimun.

“Sehingga tercipta peningkatan jumlah produksi yang massif dan pada akhirnya kebutuhan lokal dapat terpenuhi bahkan surplus,” sambung dia.

Disampaikan, Kelompok Tani Maju Mandiri Setokok menjadi local champion petani Cabai Merah di Kota Batam. Turut menjadi narasumber dan pendamping dari beberapa kelompok tani cabai merah lain di Kota Batam. Disamping itu Poktan Maju Mandiri juga menjadi perwakilan Kepri dalam event Championship Klaster pertanian sub sektor hortikultura yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Pusat.

“Poktan ini juga dipercaya menjadi lokasi tempat implementasi pilot project penerapan digital farming sisi hulu melalui pemasangan alat sensor tanah dan cuaca dalam memudahkan pemantauan tanah dan tanaman secara real time,” bebernya.

Disampaikan, tahun 2021, Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi sebesar 2,26% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2020 yaitu sebesar 1,18% (yoy). Inflasi ini juga lebih besar dibandingkan inflasi Nasional yang sebesar 1,87% (yoy).

“Penyumbang inflasi terbesar di Kepulauan Riau bersumber dari inflasi volatile food dimana komoditas Cabai Merah dari beberapa tahun terakhir terus menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Provinsi Kepri,” jelasnya mengakhiri.(am)

No More Posts Available.

No more pages to load.