Guru Besar IPDN Sebut Butuh Kerja Gila Ahok untuk Bangun IKN Nusantara

oleh -

Jakarta – Membangun ibukota negara Indonesia yang baru atau Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dinilai membutuhkan sosok seperti Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Disebut kerja gila, karena sejumlah negara membutuhkan waktu puluhan tahun untuk membangun IKN. Sementara Indonesia ditargetkan pemindahan IKN berlangsung, tahun 2024 mendatang.

Meski target awalnya, pemindahan Ibu Kota dapat rampung pada 2045, namun karena pemerintah ingin pelantikan Presiden baru hasil Pilpres 2024 dilakukan di IKN Nusantara, maka percepatan pemindahan juga dilakukan. Paling tidak dalam 2 tahun ini, sudah berdiri kantor Istana Presiden dan Wakil Presiden, kantor legislatif (DPR, MPR, dan DPD) serta kantor kementerian/lembaga terkait yang mendukung pekerjaan presiden dan wakil presiden.

Menurut Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Prof Djohermansyah Djohan, sosok yang cocok dan pantas menjadi calon kuat kepala Otorita IKN adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Djohan menilai, membangun IKN merupakan pekerjaan seperti cerita rakyat asal Jawa Tengah, yaitu Bandung Bondowoso yang diminta membangun 1.000 candi, yang dikenal Candi Prambanan, dalam waktu satu malam.

Situasi yang sama juga terjadi dalam pembangunan IKN Nusantara. Meski, lanjut Djohan, membangun IKN tidak hanya dalam waktu semalam, melainkan dua tahun. Namun, negara-negara lain yang melakukan pemindahan ibu kota baru, biasanya membutuhkan waktu puluhan tahun.

“Ini kan pekerjaan seperti Bandung Bondowoso. Kerja gila membangun dan memindahkan Ibu Kota dalam waktu atau tempo pendek dan singkat. Biasanya, yang saya tahu, memindahkan Ibu Kota Negara itu lama waktunya, puluhan tahun. Bisa 10, 15 hingga 20 tahun,” kata Prof Djohermansyah Djohan, Rabu (19/1/2022), seperti dikutip dari Beritasatu.com.

Ditambah lagi, pembangunan IKN Nusantara bernuansa kota-kota dunia atau memiliki nilai kelas dunia, sehingga dibutuhkan sosok kepala Otorita IKN yang betul canggih dan mumpuni dalam bekerja keras di waktu yang pendek.

“Siapa yang canggih? Canggih itu kan agak sedikit crazy, crazy government man. Jadi butuh orang pemerintahan yang crazy. Pokoknya, orangnya kerja, kerja dan kerja, tidur di kantor. Kalau ada hambatan soal pertanahan, dihajar itu siapa yang menghambat. Jangan coba-coba ganggu, Ibu Kota harus jadi. Harus butuh orang lapangan, yang berani, tegas dan keras kalau mau jadi IKN,” terang Prof Djohermansyah Djohan.

“Nah siapa yang seperti itu? Kan sudah ada 4 nama. Kalau menurut saya, orang yang the crazy government man itu Ahok. Kalau Bambang Brodjonegoro kan latar belakangnya akademisi, jadi penuh perhitungan dan kalem. Azwar Anas itu kan bupati, belum pengalaman jadi gubernur, apalagi ini nanti setingkat menteri. Begitu juga dengan Tumiyana. Jadi lebih memenuhi standar dari segi pengalaman memimpin pemerintah daerah level provinsi dan Ibu Kota ya Ahok,” ujar Djohermansyah Djohan.

Sebelumnya, DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) menjadi UU IKN dalam rapat paripurna DPR, Selasa (18/1/2022), selanjutnya pemerintah harus segera menetapkan kepala Otorita IKN Nusantara. Untuk itu, dibutuhkan sosok yang bisa disebut sebagai the crazy government man untuk memimpin rencana pemindahan IKN ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada 2024 mendatang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengungkapkan 4 nama yang menjadi calon kuat kepala Otorita IKN, yaitu Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mantan Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Azwar Anas.***

No More Posts Available.

No more pages to load.