Alasan Daerah Wisata, Kepri Terima Vaksin AstraZeneca Tapi Jakarta Tak Dapat

oleh -

Enam provinsi di Indonesia akan menggunakan vaksin AstraZeneca. Ke enam provinsi itu, Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau (Kepri), Sulawesi Utara, dan Maluku. Jumlah vaksin AstraZeneca yang didistribusikan, jumlahnya 1.113.600. Alasannya, enam provinsi itu daerah pariwisata. Namun daerah penyumbang tiga besar wisman di Indonesia, tidak mendapat vaksin.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Nadia Siti mengungkapkan sebanyak 1.113.600 vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia sejak 8 Maret lalu sudah mulai dilakukan proses distribusi ke enam provinsi.

Nadia mengaku pertimbangan dalam pemilihan keenam provinsi tersebut salah satunya adalah prioritas vaksinasi di sektor pariwisata.

“Usulan daerah untuk tambahan vaksin dalam rangka prioritas tertentu ya, misalnya terkait pembukaan pariwisata,” kata Nadia.

Nadia menjelaskan vaksin AstraZeneca akan dialokasikan untuk pelaksanaan program vaksinasi nasional yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia. Petugas pelayanan publik yang dimaksud diantaranya adalah pedagang pasar, tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah dan aparatur sipil negara (ASN).

Kemudian petugas keamanan, petugas pariwisata, hotel, dan restoran; pelayan publik yang termasuk petugas Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS, dan kepala perangkat desa. Selanjutnya, pekerja transportasi publik, atlet, hingga wartawan atau pekerja media.

“Ada prioritas dari masing-masing daerah ya,” kata Nadia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung ini pun sekaligus mengatakan proses distribusi akan dilakukan sebelum masa tenggat kedaluwarsa vaksin AstraZeneca yang jatuh pada Mei mendatang.

“Distribusi hingga masa edar vaksin habis,” pungkasnya.

Vaksin AstraZeneca sempat menjadi bahasan publik usai Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyebut vaksin buatan perusahaan farmasi asal Inggris itu haram karena mengandung enzim tripsin dari babi.

Kendati begitu, MUI tetap memberikan lampu hijau penggunaan AstraZeneca untuk program vaksinasi, mengingat stok vaksin di Indonesia masih terbatas. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun pada Jumat (19/3) lalu telah merestui penggunaan AsrtaZeneca untuk vaksinasi di tanah air.

Restu BPOM menyusul vaksin AstraZeneca yang sempat ditangguhkan sementara di Indonesia, usai ditemukannya dugaan kasus pembekuan darah yang terjadi di beberapa negara Eropa akibat vaksinasi dengan vaksin kerjasama Oxford itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.