KUA PPAS Batam Turun di Perubahan Tahun 2022

oleh -0 Dilihat
oleh

Batam – Pemerintah Kota (Pemko) Batam bersama DPRD Batam, menyepakati Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Batam. Pada sisa tahun anggaran 2022 ini, belanja daerah mengalami penurunan sebesar Rp2,76 miliar. Sementara pendapatan turun sebesar Rp73.214.201.867.

Anggota Banggar DPRD Batam dari Fraksi Golkar, Ninna Mellani, bertindak sebagai juru bicara pada paripurna, Jumat (12/8/2022) di gedung DPRD Batam. Ninna menyampaikan, pada belanja APBD (murni) tahun 2022, sebesar Rp 3.218.489.210.583.

Kemudian, melalui pembahasan APBD Perubahan, belanja mengalami pengurangan dan menjadi Rp3.215.728.521.376. Turun sebesar Rp2.760.689.207.

Baca Juga :  Kepala BP Batam Resmikan Lajur Pejalan Kaki dan Sepeda di Kawasan Batam Center

Dibeberkan Ninna Mellani, Pendapatan Daerah pada APBD 2022 sebesar Rp 3.133.792.387.503. Berkurang menjadi Rp 3.060.578.185.636 atau berkurang sebesar Rp 73.214.201.867.

Lalu, Pendapatan Asli Daerah semula Rp 1.602.052.879.903, berkurang menjadi Rp 1.537.749.298.346 atau berkurang sebesar Rp 64.303.581.557.

Sementara, pendapatan transfer, semula Rp 1.515.739.507.600 berkurang menjadi Rp 1.508.918.077.719 atau berkurang Rp 6.821.429.881. “Kemudian, Pendapatan lain-lain yang sah, semula, Rp 16.000.000.000 berkurang menjadi Rp 13.910.809.571 atau berkurang sebesar Rp 2.089.190.429,” kata Ninna Mellani.

“Tingkat inflasi kota Batam tahun 2022 pada APBD murni yang diperkirakan sebesar 2 – 4 persen, akan meningkat menjadi 5,5 – 6,15 persen,” katanya.

Baca Juga :  Tingkatkan Hubungan Kerja Sama, BP Batam Gelar Gathering Kehumasan dan Media

Demikian, diakui terjadi peningkatan ekonomi dari berbagai sektor, seperti sektor pariwisata, perdagangan, perhotelan dan sektor angkutan. Selain itu aktifitas sektor industri yang meningkat juga berpengaruh pada nilai ekspor dibanding tahun lalu.

“Inflasi ini didasari dengan meningkatnya harga komoditas secara umum seperti BBM dan avtur, yang berpengaruh pada kenaikan tarif transportasi serta pengaruh pasar global. Selain itu Kenaikan inflasi juga didorong oleh kenaikan komoditas pangan lainnya,” beber Ninna.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.