20 Pegawai Sekretariat DPD RI Lebih Dekat dengan Sejarah Batam Museum Raja Ali Haji

oleh -
oleh

Batam – Sebanyak 20 Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengunjungi Museum Batam Raja Ali Haji, Kamis (28/7/2022). Kunjungan yang dipimpin oleh Kabag Keanggotaan dan Kepegawaian DPD RI, Susi Mulyani dalam rangka mengetahui sejarah Batam.

“Ke museum ini karena banyak diantara kami tahu Batam tetapi tidak tahu sejarah Batam seperti apa,” ucapnya.

Setelah mengunjungi museum, kata dia baru mengetahui tentang sejarah Kota Batam. Baginya sejarah memang diperlukan untuk generasi muda.

Selain mengunjungi Museum Batam Raja Ali Haji, rombongannya mengunjungi Kantor Perwakilan DPD RI di Kota Batam untuk sosialisasi tentang kepegawaian untuk pegawai yang berada di kantor perwakilan tersebut.

“Dari pagi langsung meeting, siang city tour dan besoknya ke Tanjungpinang kemudian balik lagi ke Batam dan kembali ke Jakarta,” terangnya.

Kunjungan ini disambut oleh Kasubag TU Museum Batam Raja Ali Haji, Muhammad Irzal. Ia menyebut, dari Bulan Januari sampai Juli tercatat ada 2.700 orang yang mengunjungi Museum Batam Raja Ali Haji. Kunjungan ini berasal dari warga Batam, instansi pemerintah, mahasiswa, pelajar, dan sebagainya.

“Wisatawan domestik yang datang biasanya melalui biro perjalanan,” katanya.

Ia menyampaikan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pihaknya terus mengembangkan museum, seperti menambah koleksi, meningkatkan pelayanan, dan menambah fasilitas sehingga pengunjung nyaman berada di museum.

“Fasilitas baru dengan telepon seluler setelah memindai Kode QR, wisatawan akan memperoleh secara lengkap informasi mengenai koleksi museum,” terangnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan Museum Batam Raja Ali Haji didirikan untuk mengenalkan sejarah perkembangan Kota Batam. Sejarah itu dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.

“Selain menjadi objek wisata, museum ini juga sebagai media edukasi masyarakat Batam, khususnya para pelajar untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Batam dari masa ke masa,” pungkasnya.(am)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.