Heran Warga Kepri Tak Tertarik Pasar Modal, Hingga Dorong UMKM Ikut

oleh -
oleh

Batam – Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal OJK RI, Ona Retnesti Swaminingrum, mengajak pelaku usaha di Batam, termaksud UMKM, untuk memasuki pasar modal. Ia heran dengan keterlibatan warga Kepri di pasar modal sangat minim. Saat ini UMKM yang menjadi penerbit Securities Crowdfunding (SCF), jumlah investor SCF dan jumlah dana yang dihimpun SCF, masih nol atau belum ada.

Diungkapkan Ona Retnesti S, Senin (7/11/2022) di Batam, saat ini jumlah investor pasar modal di Indonesia, 100.557. Namun jumlah emiten di Kepri baru lima. Kemudian, jumlah kantor cabang perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek di Kepri, 16 dan kantor cabang manager investasi dua.

“Dari data statistik, memang masih sedikit. Masih lima emiten di Kepri. Sehingga perlu kita dalami. Kenapa masyarakat Kepri belum tertarik dengan pasar modal,” katanya.

Menurutnya, jika alasan ibukota (Jakarta) jauh, seharunya tidak menjadi kendala, karena sudah sistem online. Untuk itu ia mendorong, dilakukan survey. “Pada hal itu bagus untuk pengembangan UMKM. Di Yogya, warung-warung, peternak sapi itu masuk (pasar modal). Karena itu menjadi sumber pendanaan untuk UMKM,” bebernya.

Sementara Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik mengatakan, penting untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. “Yang harus kita lakukan, terus melakukan edukasi dan mendorong masyarakat Kepri, agar bisa menjadi investor jangka panjang,” ajaknya.

Pada kesempatan itu, OJK dan BEI menggelar sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi industri jasa keuangan khususnya Pasar Modal.

Ona Retnesti mengatakan, OJK secara proaktif dan kolaboratif terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak ekonomi global. OJK bersama pemerintah juga sangat optimis dengan kondisi perekenomian di Indonesia ke depan yang akan terus tumbuh secara positif, meskipun indikator pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara tetangga justru menunjukkan hal yang sebaliknya.

Disampaikan Ona, stabilitas kinerja pasar modal Indonesia, sepanjang tahun 2022, masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan. Bahkan di kuartal III tahun 2022, pertumbuhan IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni IHSG di level 7.318,016 pada tanggal 13 September 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.560 triliun di tanggal 15 September 2022

“Sebagai gambaran, per tanggal 3 November 2022, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 7.034.57 poin atau naik sebesar 6,88% (ytd). Sementara itu, nilai market capitalization juga telah meningkat menjadi Rp9.399 triliun atau naik sebesar 13,12% (ytd),” terangnya.

Sepanjang tahun 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 191 emisi yang terdiri dari 52 Penawaran Umum Perdana Saham. Kemudian, 24 Penawaran Umum Terbatas, 18 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 97 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap I dan tahap II, dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp228,52 triliun.

“Dari 191 kegiatan emisi tersebut, 58 diantaranya adalah emiten baru (50 Emiten Saham dan 8 Emiten Obligasi/Sukuk),” bebernya.

Dari sisi demand, juga terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Sampai dengan 3 November 2022, jumlah SID tercatat sebanyak 10,00 juta atau meningkat sebesar 33,53%% dari akhir Desember 2021 lalu yang hanya tercatat sebanyak  7,49 juta SID.

Meskipun beberapa indikator Pasar Modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami sedikit penurunan. Sampai dengan 2 Nov 2022, total NAB Reksa Dana menurun sebesar 10,34% dari Rp578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp518,64 triliun. Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami penurunan sebesar 2,60% dari sebelumnya sebesar Rp850,73 triliun menjadi Rp828,62triliun.

Selanjutnya, terkait dengan perkembangan Pasar Modal syariah, pada tanggal 3 November 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 206.81 poin naik sebesar 9.41% dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 sebesar 189.02 poin.

Beralih ke Sukuk Korporasi, selama kurun waktu Januari sampai dengan 28 Oktober 2022, terdapat penerbitan untuk 215 seri Sukuk Korporasi dengan total nilai sebesar Rp40.36 triliun. Dibandingkan dengan data akhir tahun 2021 yang hanya menerbitkan Sukuk sebanyak 189 dengan total nilai emisi sebesar Rp34.77 triliun. Namun demikian, jumlah Reksa Dana syariah mengalami penurunan, dari sebelumnya 289 menjadi 271 RD per 28 Oktober 2022.(am)

No More Posts Available.

No more pages to load.