Kepala BI Kepri, Rony Widijarto saat memdampingi Menbud Fadli Zon, tiba dilokasi KURMA, Senin (11/3/2025), di Tanjungpinang
Tanjungpinang – Upaya penigkatan inklusivitas perekonomian, dilakukan melalui penguatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah serta mendorong digitalisasi sistem pembayaran. Pemerintah Provinsi Kepri bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri dan mitra strategis terkait kembali menyelenggarakan Kepulauan Riau Ramadan Fair (KURMA), tahun 2025, dengan pembukaan, Senin (10/3/2025).
KURMA merupakan agenda tahunan untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah. Diselenggarakan pada momentum Ramadan sejak tahun 2024. Pada tahun ini, rangkaian kegiatan KURMA akan dilaksanakan pada 10 sampai 16 Maret 2025 di Tanjungpinang dan 17 sampai 23 Maret 2025 di Batam.
KURMA 2025 secara resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, didampingi oleh Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad, Deputi Direktur Promosi dan Kerja Sama Strategis KNEKS, Inza Putra, Kepala Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto P., serta perwakilan Forkopimda Provinsi Kepri. Menteri Kebudayaan RI mengapresiasi penyelenggaraan KURMA 2025 dan menekankan bahwa Kepri sebagai “melting pot” kebudayaan yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem ekonomi halal yang inklusif.
“Selain itu, KURMA 2025 dapat menjadi akselerator pertumbuhan UMKM halal sebagai bagian dari kemajuan ekonomi syariah nasional,” kata Fadli Zon.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam sambutannya menyampaikan, “Kepri terus memperkuat ekosistem ekonomi syariah melalui pengembangan Halal Center, inkubasi usaha halal melalui Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), serta transformasi koperasi konvensional menjadi modern berbasis syariah melalui Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren).
Selanjutnya, Deputi Direktur Promosi dan Kerja Sama Strategis KNEKS, Inza Putra menyampaikan, bahwa KURMA 2025 hadir sebagai salah satu bagian dari Halal Fair Nasional. Tidak hanya memperkuat literasi ekonomi syariah, tetapi juga mengintegrasikan industri halal, pariwisata, dan digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sementara Kepala BI Kepri, Rony Widijarto P menjelaskan, tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Kepri diproyeksikan meningkat ke kisaran 4,8-5,6%, lebih tinggi dari rata-rata nasional. “Namun, Kepri masih menghadapi tantangan berupa disparitas pertumbuhan ekonomi antarwilayah yang dapat diatasi dengan penguatan dan pemberdayaan ekonomi syariah serta penguatan digitalisasi sistem pembayaran,” kata Rony Widijarto.
Disampaikan, kolaborasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam menjadikan Kepri sebagai pusat ekonomi syariah yang maju serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.
Sebagai salah satu event strategis ekonomi syariah di Kepri, KURMA 2025 menghadirkan berbagai program unggulan yang dirancang untuk meningkatkan inklusivitas dan daya saing ekonomi syaria. Antara lain Business Matching UMKM Syariah, Bazar Ramadhan, Layanan Sertifikasi Halal, Sosialisasi ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf), Festival Fashion Show, Bedah Buku, Seminar ekonomi syariah, dan berbagai kompetisi seperti Nasyid, Azan, Dai Cilik, Cerdas Cermat, dan Mewarnai.
KURMA 2025 juga menjadi momentum untuk mendorong digitalisasi keuangan syariah melalui peluncuran QRIS 1000 Masjid. Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transaksi keuangan sosial syariah dengan memanfaatkan QRIS untuk pembayaran ZISWAF secara digital. Selain itu, guna memastikan kebutuhan uang Rupiah menjelang Idulfitri, KURMA 2025 juga menghadirkan layanan
“Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idulfitri” (SERAMBI) 2025. Melalui layanan ini, masyarakat dapat melakukan penukaran uang Rupiah dengan kondisi layak edar,” imbuhnya.
Pemerintah Provinsi Kepri bersama Bank Indonesia Kepri dan mitra kerja terkait berkomitmen untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah melalui berbagai inisiatif strategis. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, UMKM, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat diharapkan dapat menjadikan ekonomi syariah sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing global.
Sebagai bagian dari rangkaian program menuju Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025, KURMA 2025 merupakan komitmen dan langkah nyata Provinsi Kepri dalam memperkuat infrastruktur ekonomi syariah serta mendorong digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.***