BI Kepri Perkirakan Ekonomi Kepri Tumbuh Hingga 5,9 Persen di 2024

oleh -
oleh

Batam – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri), Suryono memperkirakan, ekonomi akan tumbuh hingga tahun 2024. Khusus untuk Provinsi Kepri, ekonim diperkirakan tumbuh 4,9 sampai 5,7 persen ditahun 2023. Sementara untuk tahun 2024 mendatang, diperkirakan akan tumbuh antara tahun 5,1 sampai 5,9 persen.

Perkiraan itu disampaikan Suryono, Rabu (29/11/2023) pada pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 yang digelar di Batam. Disebutkan, ditengah ketidakpastian global yang terus berlanjut seperti ketegangan geopolitik yang menyebabkan terganggunya supply chain, serta divergensi pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik.

“BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kepri pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,9% sampai 5,7% dan akan terus meningkat pada kisaran 5,1% sampai. 5,9% pada tahun 2024,” katanya.

Sementara itu, inflasi gabungan dua kota di Kepri pada tahun 2023 diprakirakan berada pada rentang sasaran 3,0*1% dan ada 2024 dalam rentang sasaran 2,5:1%. Pencapaian ini tidak terlepas dari sinergi yang era
menurun dan koordinasi kebijakan seluruh pemangku kepentingan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID
lengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Itu yang berkontribusi kuat pada terkendalinya inflasi,” beber Suryono.

Lebih lanjut, disampaikan bahwa perekonomian Indonesia sampai dengan triwulan ll 2023, masih menunjukkan kinerja positif, yaitu dapat tumbuh sebesar 4,94% (year-on-year). Kinerja ekonomi yang positif tersebut juga diikuti oleh perekonomian Kepri yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,88% (year-on-year) pada triwulan I 2023.

“Perbaikan kinerja tersebut juga tercermin dari pertumbuhar
ekonomi Kepri secara kumulatif sampai dengan triwulan I 2023 yang tercatat sebesar 5,47% (c-to-c), lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar 4,63% (c-to-c) dan tercatat sebagai pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi di Sumatera,” sambungnya.

Diakui, pencapaian ini didukung dengan tetap kuatnya
pertumbuhan empat lapangan usaha utama di Kepri yaitu Industri Pengolahan, Konstruksi, ertambangan dan Penggalian serta Perdagangan. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan investasi khususnya dalam negeri.

“Inflasi global masih tetap tinggi sejalan dengan tingginya tekanan inflasi komoditas energi dan angan global seiring kebijakan proteksionisme pangan di berbagai negara. Hal tersebut turun berdampak pada tetap tingginya suku bunga kebijakan global untuk meredam inflasi yang tinggi sementara itu, inflasi domestik masih tetap terkendali dalam kisaran target 3,0+1 % sejalan dengan tetar
kuatnya bauran kebijakan moneter dan sinergi dengan Pemerintah,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu disampaikan, hingga Oktober 2023, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm) atau sebesar 1,54% (year-to-date) dan tercatat sebagai inflasi tahun kalender peringkat Ketujuh terendah se-ndonesia. Dengan demikian, secara tahunan mencatatkan inflasi sebesar 2,46% (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflas nasional 3,0+ 1%.***

No More Posts Available.

No more pages to load.