BI Kepri Ungkap, Industri Pengolahan Masih Unggulan Jaga Ekonomi Kepri

oleh -118 Dilihat
oleh

Batam – Industri pengolahan masih menjadi sektor unggulan dalan menjaga ekonomi Provinsi Kepri. Dimana, hinhga triwulan IV 2024, ekonomi Kepri tumbuh sebesar 5,14% (yoy). Sementara secara kumulatif sepanjang tahun 2024 tercatat tumbuh sebesar 5,02% (ctc). Angka tersebut menempatkan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi kumulatif tertinggi ketiga di Sumatera.

Hal itu dipaparkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri), Rony Wiaiarto P Direktur, Selasa (22/4/2025) di Batam, dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (LPP) Edisi Februari 2025. Kegiatan ini mengambil tema, Navigating Investment Opportunities and Challenges in Riau Islands.

Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk menyampaikan perkembangan, peluang dan tantangan ekonomi daerah kepada para pemangku kepentingan, sekaligus membuka ruang diskusi kolaboratif dalam memperkuat daya saing Kepri di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.

“Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan masih menjadi sektor unggulan, dengan kontribusi sebesar 41,04% terhadap struktur PDRB Kepri, mencatat pertumbuhan 6,64% (yoy). Sementara itu, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh sebesar 10,66% (yoy) dan LU Pertambangan tumbuh sebesar 7,43% (yoy),” katanya.

Disebut, capaian positif ini tidak terlepas dari peran aktif Pemerintah, Bank Indonesia, dan berbagai pihak yang terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap sejumlah risiko global yang dapat memengaruhi perekonomian daerah. Salah satunya kebijakan tarif terbaru yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara.

“Selain itu, terbentuknya Singapore-Johor Special Economic Zone (SJ-SEZ) juga disebut sebagai faktor yang perlu dicermati. Namun demikian, disisi lain, potensi investasi di Kepri tetap kuat didukung dengan kawasan Free Trade Zone (FTZ), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), lokasi yang strategis dilalui jalur perdagangan internasional,” jelas Rony.

Disisi lain, stabilitas harga di Kepri tetap terjaga. Pada Maret 2025, inflasi tercatat sebesar 0,38% (mtm) atau 2,01 % (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5+1%. Capaian ini merupakan hasil dari sinergi dan kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif kepada masyarakat.

“Upaya menjaga inflasi yang rendah dan stabil harus terus diperkuat melalui koordinasi lintas instansi yang solid,” bebernya***