BI dan TNI AL Bawa Uang 13 Miliar ke Pulau Terluar Kepri

oleh -44 Dilihat
oleh

Batam – Bank Indonesia (BI) bersama TNI AL kembali menyelenggarakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025. Kegiatan itu sebagai wujud nyata komitmen dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui penyediaan uang Rupiah layak edar di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T). Sebanyak Rp13 miliar uang baru dibawa untuk mengganti uang lusuh atau rusak akan diganti dengan uang baru.

Pemberangkatan ERB dilakukan, Selasa (22/7/2025) dari Pelabuhan Bintang 99 Persada, Batuampar, Batam. Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 berangkat dengan menggunakan KRI Hasan Basri 384 ini. Hadir Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Anwar Basori bersama Kepala BI Perwakilan Provinsi Kepri, Rony Widijarto Purubaskoro serta unsur-unsur muspida dan Forkompinda.

Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 akan mengunjungi lima pulau 3T. Masing-masing, Pulau Tarempa, Pulau Midai, Pulau Subi Besar, Pulau Tambelan dan Pulau Singkep. Tim berangkat mulai hari itu, hingga 28 Juli 2025.

Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Anwar Basori, ERB dimaksud, untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat. Dimana, pemenuhan rupiah dimaksud dalam jumlah yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, dan dalam kondisi layak edar.

“Melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat ini, diharapkan masyarakat di wilayah 3T ini akan dapat memperoleh layanan penukaran uang rupiah yang baru dan layak, ” jelas Anwar.

Dikatakan, Tim ERB ini juga akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T dengan tagline ”Cinta, Bangga dan Paham Rupiah”. Dimana, pogram ERB merupakan amanat konstitusi untuk memastikan setiap wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki akses terhadap Rupiah.

Dimana Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 mengamanatkan bahwa seluruh transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan rupiah. Karena itu, kami harus menjamin keberadaan dan kelayakan uang rupiah hingga ke pelosok negeri.

Anwar mengungkapkan bahwa dari total peredaran uang nasional sebesar Rp 9.200 triliun, hanya sekitar Rp 1.100 – Rp 1.200 triliun berupa uang fisik. Meski proporsinya hanya 20 persen, pengelolaan uang kartal tetap menjadi tantangan besar, terutama saat momentum Hari Besar Keagamaan Nasional.

“Pada Lebaran lalu, kami menyiapkan 160-170 titik kas keliling di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T yang juga membutuhkan uang baru,” ungkapnya.

Sejak 2012, BI bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling laut, mengingat terbatasnya armada dan kompleksitas geografis Indonesia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau.

“Tahun ini, kami menargetkan 18 lokasi di berbagai provinsi. Ekspedisi yang dilepas dari Batam ini merupakan misi ke-11 dari total 14 yang dijadwalkan sepanjang 2025. Ekspedisi terakhir akan dilaksanakan di Sulawesi Selatan,” jelas Anwar.

Ditempat sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pemerintah Provinsi Kepri, Misni mengapresiasi langkah BI Kepri bersama TNI AL, menjaga kedaulatan wilayah Indonesia melalui penukaran uang. Dimana hal ini menjadi kekuatan penggunaan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.

“Diharapkan program ini, dapat memberikan pelayanan maksimal kepada Masyarakat akan rupiah di daerah 3T. Dan kita wajib menjaga kedaulatan NKRI melalui penukaran uang rupiah, ” terangnya.

Menurut Misni, didaerah 3T Kepri, masih ada peredaran mata uang asing, sebagai alat tukar. “Kalau kita masuk ke pulau-pulau seperti di daerah Natuna, masih banyak mata uang diluar rupiah, seperti Ringgit yang digunakan. Jadi selain mata uang yang rusak, juga ini untuk mengganti mata uang lain,” harap Misni.***