Batam – Perwakilan dari Indonesian Business Association (IBA) diundang secara resmi untuk menghadiri konferensi edukasi tentang AI serta perayaan ulang tahun ke-75 WFB di Bangkok, Thailand, 5–6 Desember 2025. Kehadiran IBA dalam acara internasional ini menegaskan posisinya sebagai jembatan antara komunitas Buddhis global dan dunia bisnis/investasi internasional.
WFB didirikan pada 25 Mei 1950 di Colombo, Sri Lanka, atas prakarsa cendekiawan Buddhis Sri Lanka, Gunapala Piyasena Malalasekera, yang mengajak wakil–wakil dari 27 negara untuk bersatu di bawah satu organisasi Buddhis internasional.

Sejak itu, WFB berkembang menjadi salah satu organisasi Buddhis internasional tertua dan terluas, dengan pusat di Bangkok dan puluhan pusat regional di berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, WFB memiliki akreditasi terhadap lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan UNESCO, menandakan pengakuan global atas perannya dalam dialog antar agama serta aktivitas kemanusiaan dan perdamaian.

Menurut Ketua Umum IBA, Shan Shan, Konferensi ini diadakan dengan tujuan membahas perkembangan dan pengaruh AI bagi kemanusiaan serta menandai ulang tahun ke-75 WFB. Delegasi dari berbagai negara, termasuk para pelaku bisnis dan investor global, berkumpul untuk membahas bagaimana pertumbuhan kecerdasan buatan (AI) dapat berdampak pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebajikan universal serta peran Buddhisme dalam menjaga keseimbangan moral dan spiritual.
“Dalam forum ini, IBA turut ambil bagian sebagai delegasi resmi mewakili komunitas bisnis Indonesia untuk menyampaikan pandangan dan harapan tentang bagaimana AI dan inovasi dapat dirancang berlandaskan nilai-nilai etis dan kemanusiaan,” kata Shan Shan.
Bersamaan dengan konferensi utama, IBA menghadiri pertemuan dewan tahunan WFB (annual council meeting). Dalam pertemuan tersebut dibahas secara resmi rencana penyelenggaraan “Business & Investment Conference” yang akan diadakan di Indonesia pada tahun 2026. Para anggota WFB yang terdiri dari pebisnis, investor, dan tokoh dari berbagai negara menyatakan minat kuat mereka untuk berpartisipasi dalam konferensi bisnis mendatang tersebut.
“Hal ini membuka peluang nyata bagi kerjasama internasional serta investasi langsung ke Indonesia, khususnya dalam proyek-proyek yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, keberlanjutan, dan etika bisnis,” sambungnya.
Dengan kehadiran IBA dalam undangan konferensi WFB dan mendapatkan dukungan untuk event bisnis skala internasional di Indonesia, langkah ini dianggap sebagai terobosan penting memperkuat sinergi antara komunitas Buddhis global dan dunia investasi, Dimana economic development dan kepercayaan masing masing dapat berjalan beriringan, membangun masa depan yang adil, berkelanjutan, dan manusiawi.
“Kami berharap konferensi 2026 nanti akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk menarik investasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara social,” imbuh Shan Shan.***











