Batam – Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, membuka Musyawarah Besar (Mubes) IX Persatuan Mubaligh Batam (PMB) di Aula Ibnu Sina, Minggu (7/9/2025). Sebanyak 219 peserta hadir dalam forum penting tersebut.
Dalam sambutannya, Amsakar mengapresiasi konsistensi PMB sebagai mitra pemerintah dalam membangun Batam sebagai kota madani. Menurutnya, para mubaligh memiliki peran strategis menjaga semangat spiritual masyarakat di tengah dinamika kota industri.
“Kesibukan Batam sebagai kota metropolitan tidak mengurangi gairah keagamaan. Majelis taklim tumbuh subur, dan itu berkat kiprah para mubaligh. Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih,” ujar Amsakar.
Ia menegaskan, keberadaan mubaligh menjadi penyeimbang antara pembangunan fisik dan spiritual. Karena itu, Mubes IX dinilai penting untuk melakukan evaluasi, memilih kepemimpinan baru, sekaligus memperkuat AD/ART organisasi.
“Setiap musyawarah hakikatnya adalah pertanggungjawaban, pemilihan kepemimpinan, dan pembaruan organisasi. Dari sinilah PMB bisa semakin solid dan berkembang,” tambahnya.
Amsakar juga mengingatkan pentingnya komunikasi dakwah yang menyejukkan. Di era media sosial, katanya, perbedaan pandangan pasti ada, namun mubaligh harus mampu menjadi peneduh, bukan justru memperbesar perbedaan.
“Tidak perlu sibuk mencari kesalahan orang lain. Yang lebih penting adalah menjaga persatuan, memberi teladan, dan menumbuhkan kerukunan,” tegasnya.
Di penghujung sambutannya, Amsakar berharap Mubes IX menghasilkan keputusan terbaik bagi organisasi dan umat. Ia menekankan pentingnya musyawarah yang bijak dan penuh kebersamaan.
“Semoga Mubes IX melahirkan kepengurusan baru yang solid dan bijaksana, sehingga PMB semakin maju. Kita ingin Batam tetap damai, sejuk, dan rukun, karena hanya dengan persatuan kita mampu menghadapi dinamika zaman,” tutup Amsakar.
Senada dengan itu, Ketua PMB Kota Batam, Suyono, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan mubaligh demi menjaga Batam tetap aman dan kondusif. Ia menyampaikan terima kasih atas perhatian Wali Kota kepada seluruh kelompok agama, termasuk dukungan terhadap Mubes IX.
Menurut Suyono, keberadaan 973 mubaligh di Batam sangat strategis sebagai mitra pemerintah sekaligus penyampai dakwah yang menyejukkan. Sejak berdiri pada 18 September 1999, PMB berkomitmen menjadi rumah dakwah dan pencerahan bagi masyarakat.
“Mubes ini diharapkan menjadi ajang evaluasi dan penguatan peran mubaligh untuk mewujudkan Batam sebagai kota madani, aman, nyaman, dan kondusif, sekaligus mendukung iklim investasi,” ujarnya.***