Triwulan II 2025 Ekonomi Kepri Tumbuh 7,14 di Tengah Inflasi yang Terjaga

oleh -373 Dilihat
oleh

Batam – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, mengungkap pertumbuhan ekonomi Kepri, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS). Dimana perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II 2025 menunjukkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan sebesar 7,14% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat sebesar 5,16% (yoy).

Deputi Direktur BI Kepri, Adidoyo Prakoso, Kamis (7/8/2025) mengatakan, secara kumulatif, perekonomian Kepri hingga triwulan I 2025 tercatat tumbuh 6,15% (ctc). Pertumbuhan ekonomi di Kepri menjadi yang tertinggi di Sumatera dan memberikan kontribusi sebesar 7,18% terhadap PDRB Pulau Sumatera. Capaian ini juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan Sumatera yang tercatat sebesar 4,96% (yoy).

“Kinerja positif ini terutama ditopang oleh sektor industri pengolahan yang tumbuh 6,96% (yoy) dan memberikan andil tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri sebesar 2,91% (yoy). Selain itu, sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh dua digit sebesar 24,21 % (yoy) dan memberikan andil sebesar 2,18% (yoy). Sektor konstruksi juga tumbuh kuat di angka 7,75% (yoy) dan memberikan andil sebesar 1,46% (yoy),” kata Adidoyo.

Disebutkan, pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan sejalan dengan masih tingginya aktivitas produksi di engah indikasi frontloading komoditas elektronik sebelum berlakunya tarif resiprokal AS-Indonesia. LU Pertambangan juga tumbuh seiring dengan telah beroperasinya Lapangan Forel dan Terubuk di Natuna, serta didukung dengan adanya low base effect dari tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, pertumbuhan LU Konstruksi didukung oleh berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek strategis di Kepri antara lain KEK Pariwisata Kesehatan Internasional, Terminal 2 Bandara Hang Nadim Batam, serta penataan sejumlah ruas jalan.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kepri pada Tw ll 2025 didorong oleh pertumbuhan positif pada hampir seluruh komponen pengeluaran, terutama Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/Investasi yang tumbuh 8,70% (yoy), dengan andil 3,57%.

Sementara PMTB di Kepri masih kuat didorong oleh investasi dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepri, baik PMA maupun PMDN. Selanjutnya, net ekspor tumbuh kuat sejalan dengan masih tumbuhnya LU Industri Pengolahan dan diresmikannya lapangan migas baru di Natuna. Adapun konsumsi RT pada triwulan 1 2025 didukung oleh meningkatnya aktivitas pariwisata di tengah sejumlah momen HBKN dan long weekend.

“Kedepan, perekonomian Kepri diyakini masih dapat tumbuh positif,” harap Adi.

Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh berlanjutnya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Proyek Strategis Nasional (PSN), serta terdapat potensi spillover wisatawan mancanegara di tengah konflik yang sedang berlangsung di negara tetangga khususnya Thailand-Kamboja.

“BI juga tetap mewaspadai risiko seperti kebijakan tarif resiprokal AS yang mulai berlaku dan adanya ketidakpastian geopolitik global. BI bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha terus menyiapkan langkah-langkah terukur untuk menghadapi tantangan ini dengan mempercepat reformasi perizinan, meningkatkan insentif investasi, serta memperkuat konektivitas dan infrastruktur ekonomi,” imbuhnya.***