Batam – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, bersama jajaran Disbudpar Batam, mengunjungi dan meresmikan destinasi wisata budaya baru bernama Saung Budaya Batam. Terletak di Jl. Kartini, Tanjung Riau, Sekupang, tempat ini menghadirkan suasana alami karena berdiri di kawasan hutan yang asri dan menyimpan kekayaan budaya Nusantara.
Saung Budaya Batam bukan sekadar tempat wisata, melainkan sebuah rumah budaya yang hidup—tempat di mana seni tradisi dan warisan lokal dilestarikan, dirayakan, dan dibagikan kepada masyarakat luas, bukan hanya pengunjung dari dalam negri namun juga dari luar negri.
Peresmian hari ini menjadi tonggak awal dari kolaborasi dalam edukasi serta pelestarian budaya lintas komunitas dan generasi. Pengunjung yang membayar tiket masuk sebesar Rp100.000 langsung disuguhkan pertunjukan seni budaya yang beragam seperti pencak silat Melayu, tari persembahan, tari bagurau, serta pertunjukan musik tradisional.
Pengunjung juga diajak mengenal dan memainkan angklung, alat musik khas Indonesia yang memiliki nilai edukatif tinggi. Ardiwinata menyampaikan pentingnya konsep pariwisata yang berkelanjutan dan berorientasi pada pelestarian lingkungan.
“Sekarang kepariwisataan itu arahnya ke kepariwisataan yang regeneratif, yaitu bagaimana pelestarian alam menjadi perhatian di setiap destinasi pariwisata. Tempat wisata ini adalah contoh nyata dari wisata yang regeneratif karena memanfaatkan kawasan hutan sebagai ruang pelestarian budaya dan alam sekaligus,” ungkapnya.
Rudi selaku penggagas sekaligus pengelola Saung Budaya Batam, menyebutkan bahwa dalam waktu singkat tempat ini telah menarik perhatian banyak pihak.
“Kami baru mengelola ini sekitar dua bulan, dan sambutan masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri, cukup antusias. Baru beberapa minggu dibuka, sudah hampir 200 pengunjung dari Malaysia datang dan menikmati pertunjukan kami,” katanya.
Dengan semangat “unity in diversity” atau keberagaman dalam kesatuan, Saung Budaya Batam diharapkan menjadi ruang yang dinamis bagi para seniman, praktisi budaya, dan masyarakat umum untuk saling belajar, berkarya, serta menunjukkan keindahan budaya Indonesia kepada dunia.***