Batam – Panbil Group, melalui anak perusahaannya PT Batamraya Sukses Perkasa (PT BSP) selaku pengelola dan pengembang PSN dan KEK Tanjung Sauh, berkomitmen penuh pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada aspek sosial dan lingkungan. Sebelum memulai proyek, PT BSP telah melakukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan mendapatkan persetujuan lingkungan untuk mengidentifikasi potensi dampak dan merencanakan langkah mitigasi.
Teddy Tambunan, Director of Environmental Panbil Group, menyampaikan bahwa perusahaan secara aktif memperhatikan potensi dampak sosial, khususnya terhadap masyarakat pesisir dan komunitas Suku Laut di Pulau Tanjung Sauh. PT BSP memahami kekhawatiran masyarakat akibat perubahan besar ini.
“Karena itu, komunikasi yang intensif dan dialog konstruktif dengan masyarakat adalah prioritas utama untuk menemukan solusi terbaik bagi semua pihak,” katanya.
PT BSP secara aktif berdialog dengan masyarakat setempat untuk mendengarkan masukan dan mencari solusi bersama. Pihak perusahaan berdedikasi pada program keberlanjutan dengan melakukan studi dampak lingkungan yang komprehensif untuk seluruh operasinya serta sangat berkomitmen untuk menciptakan manfaat ekonomi lokal dengan membuka lapangan kerja dan mengembangkan program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat.
“PT BSP yakin bahwa pendekatan yang inklusif dan transparan akan menghasilkan investasi yang bermanfaat bagi semua pihak,” jelas Teddy.
Disebut, PT BSP menekankan pendekatan humanis dalam proses pemindahan masyarakat yang terdampak. Hak-hak dan kesejahteraan warga dijamin melalui kompensasi yang adil serta penyediaan fasilitas dan infrastruktur baru yang layak di lokasi relokasi, termasuk rumah yang layak huni.
“Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, kami telah menggandeng masyarakat dalam pembangunan rumah relokasi serta fasilitas pendukung di Pulau Ngenang. Inisiatif ini tidak hanya bersifat mitigatif, tetapi juga merupakan wujud nyata kepedulian kami terhadap nelayan dan kelompok masyarakat setempat yang terdampak langsung oleh kegiatan pembangunan,” ungkap Teddy.
Selain itu, berbagai program sosial telah diimplementasikan, termasuk pembagian sembako dan penyerahan hewan kurban kepada masyarakat Pulau Tanjung Sauh dan Pulau Ngenang dalam rangka Hari Raya Idul Adha. Program CSR berkelanjutan seperti pelatihan, penyediaan fasilitas sekolah yang esensial dan layanan kesehatan gratis juga akan diimplementasikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Teddy menegaskan bahwa program CSR Panbil Group telah disusun dalam kerangka jangka panjang yang mencakup dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Program-program tersebut mencerminkan upaya Panbil Group dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan inklusif.
“Kami berkomitmen agar KEK Tanjung Sauh dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang mampu menciptakan lapangan kerja berkelanjutan, tidak hanya bagi generasi sekarang, tetapi juga bagi anak cucu di masa depan. Tentu, hal ini memerlukan proses bertahap dan sinergi yang erat antara perusahaan dan masyarakat,” jelasnya.
Dalam hal pengelolaan lingkungan, perusahaan memberikan perhatian khusus terhadap perlindungan ekosistem laut yang sensitif. Teddy menjelaskan bahwa Perusahaan telah menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), yang mencakup evaluasi terhadap dampak fisik, kimia, biologi, sosial, ekonomi, dan budaya. Dokumen tersebut telah memperoleh persetujuan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
“Lebih dari sekadar rencana, kami akan mengimplementasikan pengelolaan air limbah dari aktivitas konstruksi dengan mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pendekatan ini memungkinkan pemanfaatan kembali air limbah secara efisien, sekaligus meminimalkan potensi pencemaran dan menjaga daya dukung lingkungan. Langkah ini merupakan bagian integral dari komitmen kami dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup,” pungkas Teddy.
KEK Tanjung Sauh akan difokuskan pada industri otomotif, suku cadang, curah dan cairan, elektronik, dan peralatan rumah tangga. Untuk mendukung sektor-sektor ini, PT BSP akan membangun pelabuhan modern yang dilengkapi terminal peti kemas, terminal komoditas curah dan cairan, serta terminal energi, yang akan memfasilitasi aktivitas ekspor, impor, dan logistik.
Infrastruktur pendukung KEK Tanjung Sauh juga akan mencakup sistem energi pintar dan bersih, menggabungkan panel surya, turbin angin, turbin gas, dan pembangkit listrik hidrogen/rendah karbon. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap serta fokus pada industri strategis, KEK Tanjung Sauh diharapkan dapat menarik investor, menciptakan puluhan ribu lapangan kerja, dan berkontribusi signifikan pada perekonomian daerah dan nasional, sejalan dengan visi PT BSP untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pengembangan KEK Tanjung Sauh akan difokuskan kepada tiga kegiatan utama yaitu Kawasan Industri berat hingga ringan, pelabuhan modern yang melayani peti kemas, komoditas curah dan cairan, untuk memfasilitasi aktivitas ekspor – impor, serta pengembangan energi baru – terbarukan, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Low Carbon Steam. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap.
Kawasan Industri Tanjung Sauh merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Batam serta Kepri. Perannya semakin krusial dengan ditetapkannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024. Inisiatif yang diprakarsai oleh PT Batamraya Sukses Perkasa / PT BSP (anak usaha Panbil Group) ini berlokasi di Pulau Tanjung Sauh, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dengan target pengembangan lahan seluas 840,67 hektar.
Salah satu tujuan utama PSN adalah untuk memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terpusat di kota-kota besar tetapi juga menjangkau daerah-daerah terpencil. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan melalui manfaat ekonomi dan sosial yang dihasilkan oleh proyek-proyek infrastruktur.***