Onward Minta Evaluasi Pengelola Air Hilir dan Hulu, Cari Solusi Air Bersih di Sei E

oleh -
oleh

Batam – Pengoperasian waduk atau Dam di Batam, diminta untuk bisa dirasakan masyarakat Batam, terutama warga di Sei Pelungut, Sagulung. Saat ini, masih banyak warga Sei Pelungut yang menikmati air bersih lewat pengantaran menggunakan mobil tanki. Kemudian, ada air bersih yang baru hidup pada pukul 02.00 WIB.

Kondisi ini menyulitkan warga di Sei Pelungut untuk menikmati air bersih, sebagaimana diungkapkan anggota DPRD Provinsi Kepri, Onward Siahaan, Sabtu (18/3/2023) di Batam. Kondisi air bersih itu ditemui Onward sesuai dengan keluhan warga yang ditemui saat menggelar reses minggu ini.

Untuk itu, Onward meminta agar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Badan Pengusahaan (BP) Batam, berbenah dalam meningkatkan pelayanan. Diminta ada upaya peningkatan kualitas pelayanan dengan pembenahan distribusi air, terutama dari segi teknologi.

“Coba dicek kelapangan kondisi air di Sei Pelungut. Kondisi disiana kritis dan kebutuhan air sangat krusial,” ujar Onward.

Onward mengungkapkan kondisi air yang memprihatinkan diantaranya ditemui di RW 11 Kelurahan Sei Pelungut. Ada lokasi yang airnya tidak hidup sama sekali. Sementara sambungan pipa untuk air bersih dibayar. Namun pada kenyataannya, yang keluar adalah angin.

“Sementara di RW 04 air hidup jam 2 dini hari. Akhirnya, waktu tidur warga terganggu, karena harus menunggu air hidup baru tidur. Ini membuat kondisi warga memprihatinkan,” beber Onward.

Untuk sambungan pipa yang sudah dipasang sebelumnya, namun tidak pernah dialiri air bersih, selama ini SPAM mengirim air lewat tanki. “Itu menyulitkan warga. Itu membuat warga harus berlomba-lomba mendapat air bersih,” bebernya.

SPAM Batam diminta untuk bertindak juga terhadap perusahaan mitranya. BP Batam diminta mengevaluasi perusahaan yang menjadi mitra dalam pengelolaan air bersih di Batam.

“Ini penting, karena jaman modern seperti ini. Menyuplai air bersih sampai Sagulung sulit. Menyuplay air beda kecamatan, sudah kesulitan,” cetusnya.

Waktu ATB, mereka sudah tidka lancar, sekarang semakin tidak lancar. Itu sudah

Mereka juga tetap mengurus sambungan air. Mereka disuruh ke instalator. Harusnya itu mereka ke perusahaan pengelola air, PT Moya berhubungan dengan masyarakat.

Sehingga tidak mudah. Karena dengan kondisi itu, mereka mengeluh itu mahal, karena ke pihak ke tiga.
Kemudian harga sambungan baru tidak sama tiap rumah dan lama untuk mengurus sambungan air

Karena itu, diminta agar pengelola air hilir dan hulu untuk segera dievaluasi. “Jika begini, akan menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah turun. Air ini kebutuhan dasar dan banyak mengeluhkan kualitas pelayanan air. Lebih buruk pengelolaan air sekarang dibanding sebelumnya,” cetusnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.