Investor Pasar Modal Kepri Capai 130.714

oleh -106 Dilihat
oleh

Bintan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau mengungkapkan perkembangan Pasar modal pertumbuhan investor di Kepulauan Riau (Kepri). Dimana, pasar modal di Kepri, mengalami peningkatan yang baik. Dimanan Juni 2024, total investor sudah mencapai 130.714. Tercatat 5 emiten dengan fund raised sebesar Rp541,2 miliar.

Demikian disampaikan Kepala OJK Provinsi Kepri, Sinar Danandjaya, Kamis (29/8/2024) di Bintan, Provinsi Kepri. OJK Kepri menilai, sektor Jasa Keuangan terjaga stabil dengan tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau.

“Saat ini, Juni 2024, total investor sudah mencapai 130.714. Tercatat 5 emiten dengan fund raised sebesar Rp541,2 miliar,” jelasnya.

Disebutkan, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan II-2024 tercatat sebesar 4,90 persen, ditopang oleh industri pengolahan, konstruksi, administrasi pemerintahan dan jasa keuangan. “Dimana, andil pertumbuhan masing-masing sebesar 5,16 persen, 1,40 persen, 0,44 persen dan 0,28 persen,” katanya.

Diungkapkan, 22 Agustus 2024 yang lalu, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengundang beragam perusahaan di Kepri. Tergabung dalam KADIN dan asosiasi lainnya untuk mengikuti Go Public Seminar yang diselenggarakan di Hotel Radisson Batam.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan potensial. Khususnya yang berasal dari Kepulauan Riau untuk mengenal dan memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal Indonesia melalui skema IPO untuk keberlangsungan dan pengembangan usaha ke depan.

“Perkembangan Sektor Perbankan Kinerja fungsi intermediasi bank umum terus melanjutkan tren peningkatan,” ujarnya.

Disebutkan, pada Juni 2024, secara yoy kredit mengalami peningkatan sebesar Rp4,27 triliun menjadi
sebesar Rp51,29 triliun, atau tumbuh sebesar 9,09 persen (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Produktif tumbuh tertinggi yaitu sebesar 9,12 persen (yoy), sementara Kredit Konsumtif tumbuh sebesar 9,04 persen (yoy).

“Sejalan dengan pertumbuhan Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Juni 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 14,89 persen (yoy) menjadi Rp88,92 triliun,” bebernya.

Sementara itu, kualitas kredit bank umum perlu menjadi perhatian dengan rasio NPL gross sebesar 3,84 persen, lebih tinggi di atas NPL Perbankan Nasional sebesar 2,26 persen. “Untuk itu, OJK meminta kepada Bank Umum di wilayah Kepulauan Riau untuk terus meningkatkan penerapan manajemen risiko kredit, mulai dari tahap permohonan kredit, verifikasi dokumen kredit, analisis, persetujuan, pencairan, monitoring penggunaan dana kredit, penagihan hingga tahap penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah,” himbaunya.

Dibeberkan kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah
(BPRS). Hingga saat ini, melanjutkan catatan double digit growth. Pada Juni 2024, total aset BPR/S. Tumbuh 20,02 persen (yoy) menjadi Rp11,12 triliun, kredit tumbuh 22,80 persen (yoy) menjadi Rp8,57 triliun, dan DPK tumbuh 19,24 persen (yoy) menjadi Rp8,87 triliun.

Kualitas kredit BPR/S perlu menjadi perhatian dengan rasio NPL gross sebesar 6,62 persen, namun mash lebih rendah dibandingkan rasio NPL gross BPR Nasional sebesar 11,39 persen. “Berkenaan dengan eksposur risiko kredit yang tinggi, OJK meminta kepada BPR/S di wilayah Kepulauan Riau untuk terus memperbaiki penerapan tata kelola dan manajemen risiko kredit, serta membentuk cadangan yang memadai,” bebernya.***