Batam – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,97 persen, pada Juli 2025. Dimana, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,30. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 2,30 persen dengan IHK sebesar 108,90 dan terendah terjadi di Kabupaten Karimun sebesar 0,40 persen dengan IHK sebesar 106,41.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kepri, Rony Widijarto Purubaskoro, Sabtu (2/8/2025) mengungkapkan, Tanjungpinang juga mengalami inflasi. Dimana, Kota Tanjungpinang mengalami inflasi y-on-y sebesar 0,91 persen dengan IHK sebesar 105,80.
Rony mengungkap, data yang diperoleh diolah BI Kepri dari data BPS kepri. Kelompok penyumbang inflasi ada makanan, minuman dan tembakau 0,46 persen (mtm) dengan andil 0,14 persen. Kemudian, pakaian dan alas kaki menyumbang 0,30 persen (mtm) dengan andil 0,01 persen. Selanjutnya, perumaham, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,06 persen (mtm) dengan andil 0,01 persen.
Lebih rinci disampaikan, ada lima komoditas penyumbang inflasi dan deflasi di Kepri. Dimana, Bawang Merah menyumbang 0,05 persen, Daging Sapi 0,03 persen, Ikan Tongkol 0,03 persen, Cabai Rawit O,O3 persen dan Telur Ayam Ras 0,02 persen.
“Sementara penyumbang deflasi Cabai Merah -0,03 persen, Santan Segar -O,03 persen, Sawi Hijau -0,03 persen, Daging Ayam Ras -0,02 persen, Sepeda Motor -0,01 persen,” kata Rony.
Diungkap ttingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Kepulauan Riau bulan Juli 2025 sebesar 0,19 persen, inflasi terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,10 pada Juni 2025 menjadi 108,30 pada Juli 2025. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,88 persen.***