Belum Musim Panen, BI Kepri Ingatkan Tekanan Harga Beras Terhadap Inflasi

oleh -76 Dilihat
oleh

Batam – Wakil Ketua, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri, Suryono, mengungkapkan secara tahunan IHK di Provinsi Kepri, sebesar 2,64% (yoy) atau secara tahun kalender tercatat sebesar 0,97% (ytd). Diingatkan, kedepan potensi inflasi di Kepri sangat dimungkikan terjadi dengan beberapa resiko, yang yang perlu diantisipasi.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua TPID Kepri, Suryono, Jumat (6/9/2024) di Batam. “Perlu diantisipasi, dampak lanjutan kenaikan tarif listrik di Kota Batam terhadap komoditas lainnya. Kemudian, dampak berlanjutnya kenaikan tekanan harga beras di tengah belum masuknya musim panen,” kata Suryono.

Disebutkan, poin lainnya yang perlu diantisipasi, tekanan harga pada kelompok core inflation. Antara lain kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan perkembangan harga komoditas emas secara global.

“Serta serta tarif kelompok perguruan tinggi sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru,” bebernya.

Disebutkan, inflasi kelompok ini disebabkan oleh adanya dampak lanjutan kenaikan tarif listrik PLN di wilayah Kota Batam per 1 Juli 2024. Dalam rangka pengendalian inflasi, Bank Indonesia secara konsisten bersinergi dengan TPID baik di level provinsi maupun kabupaten/kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Dengan strategi 4K. Seperti Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif,” terangnya.

Dibeberkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada Agustus 2024 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dengan andil sebesar -0,27% (mtm), sejalan dengan meningkatnya pasokan sejumlah komoditas pangan dari daerah produsen.

“Pendorong deflasi juga berasal dari Kelompok Transportasi dengan andil sebesar -0,02% (mtm) terutama didorong oleh normalisasi tarif angkutan udara pasca berakhirnya musim liburan sekolah,” imbuhnya

Di sisi lain, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga pada bulan Agustus 2024 mengalami inflasi sebesar 1,28% (mtm) dengan andil 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,41 % (mtm).

Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2024, seperti koordinasi dan sinergi program melalui rapat koordinasi TPID di wilayah Kepri, Rakorpusda TPID-TPIP, serta sharing session dan capacity building dengan TPID DKI Jakarta dan TPID Jawa Timur.

Kemudian, sinergi penyelenggaraan Operasi Pasar Murah (OPM) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Kepri. Selanjutnya, panen cabai merah keriting serentak 100 sekolah dalam rangka Gerakan Sekolah Menanam (GSM).

“Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi,” urainya.

Di sisi lain, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penahan inflasi, seperti peningkatan pasokan komoditas aneka cabai dan bawang sejalan dengan mulai masuknya masa panen. Kemudian, normalisasi permintaan bahan pangan pasca momentum libur sekolah dan ketersediaan pasokan ikan-ikanan yang memadai di tengah perbaikan cuaca untuk melaut.***