Batam Bertanjak, Ikon Baru Budaya Melayu di Puncak Milad ke-25 LAM Batam

oleh -30 Dilihat
oleh

Batam – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam akan menggelar puncak Milad ke-25, 14 September 2025 pukul 13:30 WIB, di Dataran Engku Putri, Batam Center. Perayaan tersebut dikemas dalam Silaturahmi Akbar Ormas dan Paguyuban se-Kota Batam dengan menghadirkan agenda utama bertajuk “Batam Bertanjak”.

Ketua Umum LAM Batam, YM Dato’ Wira Setia Utama Raja Haji Muhammad Amin menyampaikan, Batam Bertanjak diproyeksikan menjadi ikon budaya baru sekaligus identitas Melayu Batam yang membanggakan. “Momentum ini istimewa, kita tetapkan 10 September sebagai Hari Bertanjak, yang akan diperingati setiap tahun. Mari kita jaga Bumi Melayu, bersatu padu, dan menjadi tuan di negeri sendiri,” kata Amin.

Disebut, acara Batam Bertanjak nantinya tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga pesta budaya yang melibatkan puluhan organisasi masyarakat dan paguyuban. Masyarakat akan disuguhi penampilan kesenian Melayu, parade busana tradisional, hingga pemilihan baju kurung Melayu terbaik.

Sejumlah tokoh adat dan pemerintah dijadwalkan hadir, termasuk Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad serta Wakil Wali Kota Batam sekaligus Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra, bersama jajaran pengurus LAM Batam dari tingkat kota hingga kecamatan.

Puncak acara akan berlangsung mulai pukul 13.30 WIB dan dimeriahkan dengan penampilan artis Rojer Kajol bersama grup musik Melayu“Malaykustik”. Dengan #BarelangKampungKite sebagai seruan bersama, Batam Bertanjak diharapkan lahir sebagai simbol kolektif yang menyatukan masyarakat Batam dalam keberagaman, namun tetap berakar kuat pada budaya Melayu.

“Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” tidak hanya sebagai pemanis bibir, tapi aktualisasi diri untuk saling menghormati sesama anak bangsa di Batam Bandar Dunia Madani untuk terus merawat harmoni dalam keberagaman,” ujar Amin.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, menyampaikan apresiasinya terhadap lahirnya ikon budaya baru tersebut.“Batam Bertanjak” adalah wujud nyata, budaya Melayu hidup dan berkembang di tengah masyarakat Batam.

“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya menjaga marwah adat, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata budaya yang menjadi kekayaan daerah kita,”ungkap Dato’ Ardiwinata.

Aktivis budaya Melayu, M. Nur, menilai kegiatan Batam Bertanjak harus menjadi momentum eksistensi Melayu di Batam. Sementara itu, perwakilan Melayu Raya, Alin, mengusulkan agar perayaan ini juga dapat memunculkan wadah ekonomi baru, seperti Perhimpunan Saudagar Muda Melayu, demi memperkuat peran generasi muda.

Dikatakan, Batam Bertanjak bukan sekadar seremonial, melainkan langkah nyata menghidupkan adat, menjaga marwah, dan meneguhkan jati diri Melayu. “Tegak memelihara Tuah, berdiri menjalankan Amanah, duduk menjaga Marwah, menjadi slogan yang terus dikumandangkan. Adat dijulang, Melayu terbilang,” katanya.***