Perjalanan panjang hidup pria kelahiran Ujung Pandang ini di Kota Batam, mendapat apresiasi dari masyarakat. Sebelum mendapat kepercayaan masyarakat itu, segudang pengalaman dengan tantangan hidup dilalui. Tidak hanya di dalam negeri, namun di luar negeri juga.
Tantangan hidup itu juga membawanya bisa berdiri tegak dengan optimisme menapak kehidupan sebagai politisi, hingga dipercaya masyarakat Lubuk Baja dan Batam Kota, di Pemilu 2019 lalu. Pria bernama Ahmad Surya ini terpilih menjadi anggota DPRD Kota Batam, dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Ia merupakan kader partai yang menjalani tugas sebagai anggota DPRD Kota Batam, hingga kini menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Batam. Ini membawanya menjadi Wakil Ketua III DPRD Kota Batam.
Saat Ketua Partai Gerindra Provinsi Kepri, Iman Sutiawan ditugaskan partainya menjadi calon Wakil Gubernur Kepri, pada Pilkada tahun 2020 lalu, Ahmad Surya ditugaskan partainya untuk menjadi Wakil Ketua DPRD Batam. Sebagai Wakil Ketua III DPRD Batam, Surya mengkoordinir Komisi IV dan Dewan Kehormatan.
Sebelum menapaki jejak politik di Partai Gerindra, Surya yang lahir 3 Agustus 1973, lebih dulu bertarung di Pemilu lewat Partai Hanura. Hingga kemudian melabuhkan hatinya di partai bentukan Prabowo Subianto itu.
Surya masuk Partai Hanura pada tahun 2009. Sebelum terpilih menjadi anggota DPRD Batam, dua kali Ahmad Surya bertarung di Pemilu. Hingga akhirnya pada tahun 2019, melalui partai berbeda, tepatnya Partai Gerindra, Ahmad Surya terpilih menjadi anggota DPRD Batam.
Selain jabatan di DPRD Batam, kini Ahmad Surya sudah menempati posisi Bendahara di DPD Gerindra Kepri. Ia mengelola keuangan partai, termaksud untuk menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.
Pria tamatan Madrasah Aliyah Negeri Pinrang ini, kini juga mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia Timur di Batam. Surya kini memimpin Perkumpulan Kekeluargaan Indonesia Timur (Perkit) Kota Batam.
Sebelum menjadi politisi, Ahmad Surya merupakan pengusaha, yang membawanya lebih banyak bergaul dengan tokoh-tokoh masyarakat di Batam. Dalam dunia usaha dan politik, Surya menjaga prinsipnya untuk menjaga kejujuran, komitmen dan loyalitas.
Prinsip itu kemudian membawanya melejit, menempati posisi yang dipercayakan partai untuknya sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Batam dan Bendahara Partai Gerindra Provinsi Kepri.
Perjalanan hidupnya membawa Surya, menikmati garam dunia, manisnya hasil perjuangan. Ia sudah sempat menjalani kehidupan diluar negeri, sebelum ke Batam. Surya sempat menikmati kehidupan di Australia, saat melanjutkan pendidikannya.
Ia memilih meninggalkan negeri Kanguru itu, karena dalam perjalanannya, ia banyak bergaul dengan anak pejabat, hingga terbawa arus, menikmati kehidupan malam. Hingga pria jebolan santri itu memilih meninggalkan Australia.
Dari Australia, Surya memilih ke Singapura. Tujuannya tetap sama, ingin melanjutkan kuliah. Namun pengalaman yang sama dialami di Singapura. Kegagalannya untuk melanjutkan studi diluar negeri, membawanya ke Batam.
Jarak Singapura yang dekat, membawanya berlabuh ke Batam. Sebelum membuka usaha, Surya sempat menjadi supir antar jemput karyawan perusahaan air minum di Batam. Dari sana, ia memilih menapaki dunia usaha. Ia mendistribusikan air galon dengan dia bantu dua anak buahnya.
Namun kegiatan itu dihentikannya, setelah mendapat tawaran lebih menarik, menjadi manajer perusahaan karet. Secara materi, menjalankan kegiatan distribusi air galon lebih menguntungkan dibanding manajer perusahaan.
Namun dengan jabatan manajer di perusahaan karet itu, ia lebih tenang. “Tidak capek mengantar air galon lagi, kalau jadi manager perusahaan,” katanya.
Tapi jabatan yang diterimanya itu tahun 2001 itu, akhirnya dihentikan, saat menjalankan umroh tahun 2003. Disana ia berkenalan dengan perempuan, yang merupakan anak dari Dirut perusahaan pupuk Petro Kimia Gresik.
Saat keduanya menjalani hubungan, ia menjalani aktivitas sebagai agen pupuk bersubdisi di Sulawesi dan Medan. Namun hubungan keduanya kandas dan Surya meninggalkan akivitasnya.
Setelah itu, Surya menjalani aktivitas untuk mengelola perusahaan plastik di Batam. Kegiatan di perusahaan di Batam dijalani setelah mendapat panggilan dari mantan pimpinannya di perusahaan karet sebelumnya. Lewat kegiatan ini juga, Surya mendapat kepercayaan dari pengusaha China untuk memasarkan produk plastik. Dua kegiatan itu membawa kehidupan ekonominnya.
Namun pada tahun 2011, Surya memilih berhenti bekerja dan memilih menjalankan usaha, untuk berjualan kapal. Pilihan itu dilakukan setelah merasakan keuntungan Rp1 miliar, saat menjual tongkang dan tugboat pesanan rekannya.(am)