Seeracraft Batam: Olah Limbah Eceng Gondok Jadi Produk Kerajinan Bernilai Tinggi

oleh -96 Dilihat
oleh

Disbudpar Kota Batam – Seeracraft, sebuah UMKM yang bergerak di bidang kerajinan anyaman berbahan dasar eceng gondok, terus menunjukkan kiprahnya sebagai pelaku ekonomi kreatif di Kota Batam. Usaha yang dirintis oleh Ibu Siti Rahma sejak tahun 2019 ini lahir sebagai jawaban atas tantangan ketersediaan bahan baku kerajinan di Batam, yang selama ini banyak didatangkan dari luar daerah.

Dengan memanfaatkan potensi melimpah eceng gondok yang terdapat di sungai dan danau di Batam, Seeracraft berhasil menghadirkan produk kerajinan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki daya saing di pasar lokal maupun mancanegara. Proses produksinya pun cukup panjang, mulai dari panen, pengeringan, penganyaman, hingga tahap finishing menggunakan pernis untuk menjaga kualitas produk.

“Kami ingin mengangkat eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai limbah menjadi produk bernilai. Harapan kami, pengrajin di Batam bisa memiliki keterampilan yang lebih baik melalui program pelatihan langsung di daerah pengrajin yang sudah maju seperti di Jogja atau Salatiga. Dengan begitu, kualitas dan teknik anyaman yang kami hasilkan bisa semakin berkembang,” ujar Siti Rahma, Owner Seeracraft.

Seeracraft saat ini memiliki tiga orang pengrajin aktif dan sudah mengikuti berbagai pameran, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Produk anyamannya bahkan sudah menembus pasar Singapura dan Malaysia. Dukungan juga terus diberikan Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), salah satunya dengan menyediakan ruang pamer di kawasan Turi Beach setiap akhir pekan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Drs. Ardiwinata, yang berkesempatan mengunjungi workshop Seeracraft di Sagulung pada Sabtu (20/9/2025), menyampaikan apresiasinya atas upaya UMKM lokal yang memanfaatkan kearifan lokal.

“Kami dari Pemerintah Kota Batam mendukung penuh setiap langkah yang dilakukan pelaku usaha ekonomi kreatif. Seeracraft adalah contoh nyata bagaimana limbah bisa diolah menjadi karya yang bernilai dan berdampak ekonomi. Perlu diketahui, kerajinan anyaman eceng gondok ini masuk ke dalam salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif, yaitu subsektor Kriya,” ungkap Ardiwinata.

Ardiwinata menambahkan, keberadaan subsektor ekonomi kreatif ini menjadi fokus pemerintah dalam mengembangkan potensi lokal. “Dengan adanya subsektor Kriya, kita ingin agar Batam tidak hanya dikenal dengan industri besar, tetapi juga sebagai kota yang memiliki produk kreatif yang bisa menembus pasar internasional,” pungkasnya.

Seeracraft berharap dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain agar pengrajin Batam dapat terus meningkatkan kualitas, memperluas pasar, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan eceng gondok.