Optimalisasi Distributor Bawa Batam Nominator, Cabai Bawa Karimun Nominasi dan Kepri Juara

oleh -
oleh

Batam – Ke depan, Bank Indonesia dan TPID se-Kepulauan Riau (Kepri), akan senantiasa berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga stabilitas. Sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mengendalikan inflasi agar tetap terjaga pada kisaran sasaran 2,5% ± 1%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Suryono menyampaikan hal itu, Minggu (16/6/2024), setelah sebelumnya mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024. Dimana, guna mendukung penguatan komunikasi, BI Kepri beserta TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kepri, hadir secara luring pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 di KPw BI Kepri. Kegiatan diikuti oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tergabung dalam TPID, perbankan, akademisi, dan UMKM pangan.

“Pada Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024, menjadi momentum untuk memberikan apresiasi atas kinerja TPID. Pada tahun ini, TPID Provinsi Kepulauan Riau memperoleh predikat sebagai TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Sumatera 2024,” ungkap Suryono

Melalui penerapan strategi penanggulangan inflasi Cabai Merah segar, TPID Provinsi Kepri berhasil unggul dari dua nominator lain, yaitu Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat. Adapun tiga kategori penghargaan TPID, TPID Provinsi Berkinerja Terbaik 2024, TPID Kabupaten/Kota Berkinerja Terbaik 2024, TPID Kabupaten/Kota Berprestasi 2024 yang diberikan kepada TPID dari lima Kawasan (Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusamapua).

Pada kategori TPID Kabupaten/Kota berkinerja terbaik, Kawasan Sumatera 2024, TPID Kota Batam berhasil masuk sebagai nominasi bersama TPID Kota Pekanbaru dan Kota Banda Aceh. Strategi optimalisasi peran asosiasi distributor yang diterapkan TPID Kota Batam terbukti efektif mengendalikan inflasi harga pangan.

Sementara itu, untuk kategori TPID Kabupaten/Kota Berprestasi Kawasan Sumatera 2024, TPID Kabupaten Karimun mencatatkan diri sebagai nominasi bersama Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Simalungun. Dengan mengusung program unggulan yang fokus pada peningkatan produksi cabai.

“TPID Kabupaten Karimun berhasil mengintervensi harga cabai di daerahnya sehingga inflasi terkendali,” ungkap Suryonom

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, menginstruksikan kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk senantiasa memperkuat pengendalian inflasi melalui pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan, dan didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Upaya tersebut perlu terus dilakukan guna memitigasi berbagai risiko dampak ketidakpastian global dan perubahan iklim terhadap inflasi, termasuk inflasi pangan, sehingga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terus menurun dan tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024-2027.

Terkendalinya inflasi IHK selama 10 tahun terakhir yang berada dalam tren menurun dari 8,36% (yoy) di 2014 menjadi 2,84% (yoy) pada Mei 2024, menjadi salah satu yang terendah di dunia. Capaian positif tersebut merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam TPIP dan TPID melalui penguatan GNPIP di berbagai daerah.

Arahan ini disampaikan Presiden dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan pada 14 Juni 2024 di Istana Negara dengan tema “Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga”. Rakornas dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, dan dihadiri oleh Menko Perekonomian selaku Ketua TPIP, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Dalam Negeri dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, serta seluruh TPID Provinsi/Kabupaten/Kota.

Upaya memperkuat pengendalian inflasi ke depan, ditempuh melalui lima strategi. Strategi itu untuk meningkatkan pengamanan produksi dan efisiensi rantai pasok pangan. Mulai dari memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Kemudian, mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture). Selanjutnya, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Kemudian, memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik yang terintegrasi guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antardaerah.

“Terakhir, memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga, di tingkat pusat dan daerah, guna mendukung upaya pengendalian inflasi,” tegasnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas sinergi erat seluruh pemangku kebijakan dalam pengendalian inflasi, sehingga inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasarannya. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter yang pro-stability guna memitigasi risiko yang dapat memberikan tekanan terhadap inflasi, termasuk dari kenaikan imported inflation serta kenaikan harga energi dan pangan global.

“Bank Indonesia juga akan meningkatkan peran 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia untuk meningkatkan keberlanjutan sinergi dan efektivitas GNPIP, antara lain melalui program ketahanan komoditas pangan, kerja sama antardaerah, fasilitasi distribusi pangan, serta digitalisasi, guna mendukung pencapaian sasaran inflasi,” imbuhnya.***