Kepri Deflasi Oktober, Tapi Inflasi YoY Masih 6,39 Persen

oleh -
oleh

Batam – Provinsi Kepulauan Riau(Kepri) mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen(IHK) sebesar-0,07 persen month to month/mtm (IHK Oktober dibandingkan September 2022). Deflasi tersebut lebih rendah dibandingkan kondisi pada September 2022 yang mengalami kenaikan harga (inflasi) sebesar 1,06% (mtm). Secara tahunan (YoY), Kepri masih inflasi 6,39 persen.

Diungkapkan Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri, Musni Hardi K, Rabu (2/11), deflasi pada Oktober didorong oleh penurunan harga komoditas pangan. Terutama, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, dagingayam ras, dan sayur-sayuran.

“Penurunan harga sejalan dengan kondisi pasokan yang membaik, didukung oleh panen di beberapasentra produksi di Sumatera dan Jawa termasuk di Pulau Kundur-Karimun dan Pulau Setokok -Batam,” kata Musni.

Dibeberkan, pada saat yang sama, IHK Nasional mengalami deflasi sebesar -0,11% (mtm). Secara spasial, Kota Batam dan KotaTanjungpinang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,04% (mtm) dan -0,34% (mtm). Meski secara bulanan mengalami deflasi.

“Namun secara year on year/yoy (IHK Oktober 2022 dibandingkan Oktober 2021), Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 6,39% dan berada di atas target sasaran inflasi nasional sebesar 3 ±1% (yoy),” terang Musni.

Memasuki November 2022, risiko tekanan inflasi diperkirakan masih cukup tinggi. Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, antara lain, curah hujan yang tinggi dan musim angin utara, berpotensi mendorong kenaikan harga pada komoditas bahan pangan.

“Terutama komoditas cabai, sayur, dan ikan. Juga dampak lanjutan dari kebijakan penyesuaian harga BBM pada komoditas pangan dan kelompok transportasi,” urainya.

Karena hal itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi dan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat. Mendorong implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (Gernas PIP) Provinsi Kepri dengan berfokus pada tiga program.

“Meningkatkan produksi pangan,memperkuat kerjasama antar daerah dan stabilisasi harga pangan melalui pelaksanaan operasi pasar,” bebernya.

Disampaikan, hingga Oktober 2022, sinergi TPID di Provinsi Kepri telah menyerahkan setidaknya 10 ribu paket bibit cabai merah dan pupuk melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) dan PKK. Bibit cabai tersebut diperkirakan dapat dilakukan panen pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023.

“Diharapkan dapat menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan pada akhir tahun,” harap Musni.

Selanjutnya, dalam jangka panjang, TPID akan terus mendorong upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan/petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih baik. Seperti Program Lipat Ganda dan digital farming.

TPID juga akan terus mendorong pemasaran bahan pangan secara online yang diintegrasikan dengan pembayaran secara digital (QRIS),” imbuhnya.(am)

No More Posts Available.

No more pages to load.