Dulu Sekolah di Jakarta dan Fasih Bahasa Indonesia, Kini Jadi Dubes Austalia di Indonesia

oleh -0 Dilihat
Saat jadi pelajar di Indonesia

Jakarta – Awal September 2021 Penny Williams telah menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta (1/9/2021). Ia menjadi Duta Besar Australia untuk Indonesia, menggantikan Dubes sebelumnya Gary Quinlan AO yang telah bertugas di Jakarta sejak 2018 silam.

Penny kini kembali ke Indonesia, setelah sebelumnya pernah tinggal dan belajar di Indonesia. Dikutip dari akun twitternya, Penny mengungkapkan perasaannya, bisa kembali ke Indonesia. Kali ini, bukan untuk studi, namun menjadi Dubes.

Dalam twitternya, Penny memposting beberapa fotonya saat masih menjadi pelajar di Indonesia. “Ketika masih jadi pelajar, saya mengambil kesempatan luar biasa untuk belajar di Jakarta. Saya senang sekali bisa kembali ke Indonesia bertahun-tahun kemudian sebagai Duta Besar Australia untuk Indonesia,” cuitnya.

Bersama teman sekolah dulu

Hubungan Indonesia dengan Australia kini memasuki babak baru. Australia telah mengutus Penny Williams PSM, seorang perempuan sebagai duta besar di Jakarta. Duta Besar Penny, pemegang gelar magister di bidang Antropologi Terapan dan Pembangunan Partisipatif ternyata juga fasih berbahasa Indonesia.

“Sebagai Duta Besar perempuan pertama Australia untuk Indonesia, saya berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintah dan rakyat Indonesia untuk lebih memperkuat hubungan dekat kita,’’ begitu kicauan Duta Besar Williams dalam akun twitter Penny Williams@DubesAustralia (1/9/2021)

Tampaknya Canberra menginginkan hubungan diplomatik yang lebih intens dan lebih cair dengan Jakarta. “Indonesia adalah mitra yang penting dan sangat strategis,’’ demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam penggalan keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Baca Juga :  BP Batam di Jakarta Gelar VO Competition Dua Bahasa untuk Promosikan Batam

Menteri Payne menjelaskan bahwa hubungan Australia dengan Indonesia adalah salah satu kemitraan terpenting yang didukung oleh Kemitraan Strategis Komprehensif 2018 dalam Pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison yang membingkai kerja sama ekstensif yang mencakup keamanan, ekonomi, dan hubungan antarwarga. “Bersama-sama kedua negara berkontribusi pada forum regional dan global, mengelola salah satu batas maritim terpanjang di dunia, serta memerangi terorisme dan kejahatan transnasional,” lanjut Menteri Payne lagi

Sementara itu dalam waktu dekat, seperti diungkap oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Indonesia dan Australia berencana menggelar pertemuan two plus two. Pertemuan itu akan dilakukan antara Menlu RI dan Menlu Australia serta Menteri Pertahanan (Menhan) RI dan Menhan Australia. “(Pertemuan itu) Guna terus memperkokoh kemitraan strategis dan komprehensif antara kedua negara,” ujar Menteri Retno dalam keterangan persnya melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/9/2021).

Selain di tingkat menteri, kata Menteri Retno, hubungan intensif juga dilakukan pada tingkat pemimpin tertinggi kedua negara. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison secara reguler melakuan pembicaraan per telepon. “Terakhir (mereka berdua berbicara lewat telepon) pada 24 juni 2021,” ungkap Menteri Retno.

Baca Juga :  Serai dan 8 Tanaman Pengusir Nyamuk

Kedua negara, selain bertetangga dekat secara geografis, juga memiliki hubungan historis yang panjang. Hubungan diplomatik Indonesia – Australia sudah terbangun sejak tahun 1946 silam – ketika itu republik masih seumur jagung.

Kerjasama PPATK dan AUSTRAC

Terkait dengan upaya bersama dari kedua negara dalam memerangi terorisme dan kejahatan transnasional, Duta Besar Williams sebelumnya telah mengadakan pertemuan dengan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae –  untuk menindaklanjuti kerja sama bilateral yang telah terjalin antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia.

Dalam pertemuan itu Duta Besar Williams menyampaikan bahwa Australia dan Indonesia memiliki spirit yang sama terutama dalam penanganan Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. “Kerja sama yang terjalin antara Australia dan Indonesia, dalam hal kontra-terorisme, penegakan hukum, termasuk anti pencucian uang dan pendanaan terorisme telah berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi bagi kedua belah pihak, dan juga bagi kawasan Asia Pasifik,” ungkapnya.

Sementara Kepala PPATK, Dian Edian Rae, menilai kunjungan yang dilakukan Dubes Australia itu menunjukkan bahwa perhatian Pemerintah Australia sangat tinggi terhadap peran dan kedudukan PPATK sebagai lembaga intelijen keuangan Indonesia. “Sudah belasan tahun kerja sama ini terjalin, terutama dalam hal penanganan pencucian uang dan pendanaan terorisme melalui berbagai tindak kejahatan ekonomi lintas negara (transnational crimes). Hal ini tentu menjadi perhatian bagi PPATK dan AUSTRAC sebagai salah satu mitra handal dalam hal penegakan Rezim Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme,” jelas Dian.

Baca Juga :  Kepala BP Batam Terus Memperjuangkan Hak Tanah Masyarakat

AUSTRAC adalah lembaga seperti PPATK-nya Australia yang bertanggung jawab untuk mencegah, mendeteksi dan mengantisipasi penyalahgunaan serta tindak kriminal sistem keuangan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan yang terorganisir.

Pertemuan antara Duta Besar Williams dan Kepala PPATK itu antara lain memang membahas beberapa hal terkait kerja sama yang telah terjalin, di antaranya mengenai kelanjutan kerja sama PPATK-AUSTRAC Partnership Program (PAPP), kelanjutan kerjasama Australia dan PPATK dalam Counter Terrorism Financing Summit (CTF), penegakan hukum, serta dukungan terhadap berbagai inisiatif PPATK.

Australia mendukung Indonesia dalam berbagai hal terutama terkait peningkatan pertukaran informasi intelejen kedua negara dan inisiatif baru PPATK dalam hal penegakan hukum, peningkatan kemampuan analis terkait pengetahuan intelijen keuangan dan teknik analisis intelijen keuangan melalui Intelligence Fundamental Course (IFC), dan Financial Intelligence Analyst Course (FIAC), “Akan ada pertukaran analis multilateral untuk mendorong kolaborasi operasional yang nyata dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui program-program inovatif seperti ini,” ujar Duta Besar Williams.

Dian menilai inisiatif dan langkah Duta Besar Williams dalam konteks hubungan Indonesia dan Australia dalam memerangi tindak pidana pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme tampaknya bakal berjalan semakin baik.(am)

No More Posts Available.

No more pages to load.