9.4 C
New York
Minggu, Desember 3, 2023
spot_imgspot_img

TPID Kepri Perkuat Ketahanan Pangan dengan Memanfaatkan BUMD

Jakarta – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri, memperkuat kerjasama untuk menjaga inflasi tetap stabil. Salah satunya, menjaga pasokan beras, dengan mendatangkan Rice Plant Cipinang (RPC) milik PT Food Station Tjipinang Jaya, yang memasok rata-rata 70 ton beras premium ke reatil modern di Kota Batam.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi Daerah Bank Indonesia (BI) Pewakilan Kepri Miftahul Choiri, Rabu (15/11/2023) di Jakarta, mengungkapkan jika TPID mendorong pemanfaatan BUMD lebih maksimal. Sehingga, keberadaan rombongan TPID diikuti BUMD ke Jakarta, untuk mempelajari lebih jauh, terkait pengelolaan BUMD dalam program ketahanan pangan.

“Melalui kunjungan kerja ini, diharapkan mendapatkan masukan guna mendukung dan menjaga program ketahanan pangan dan pengendalian inflas. Semoga bisa kita Implementasikan nantinya,” kata Miftahul.

Pada kunjungan ini, seluruh rombongan diajak berkeliling (plant tour) untuk melihat proses produksi di Rice Plant Cipinang, mulai dari QC bahan baku sampai proses produksi dan distribusi yang dilakukan Food Station.

PPIC FC PT Food Station Tjipinang Jaya, Pramitadi Wirariyo mengatakan, distribusi beras ke Batam, Provinsi Kepri, per bulan, rata-rata sekitar 70 ton pengiriman ke Batam. Tergantung dari PO atau permintaan dari ritel tersebut.

“Setiap bulan kita kirimkan ke Batam dan jumlah rata-rata sebulannya 70 ton. Biasanya mereka sudah kirim PO jika stok sudah mulai menipis,” sebutnya.

Selain komiditas beras, kata Pramitadi, PT Food Station Tjipinang Jaya juga melakukan pengiriman gula ke Batam dengan jumlah sekitar 20 ton per bulan.

“Batam menjadi sasaran tujuan pengiriman kita, selain kota-kota lainnya di seluruh Indonesia. Dan pendistribusian beras ini sudah dilakukan sekitar 3 tahun hingga saat ini,” terangnya.

Namun dijelaskan, jika ada beras lebih murah di Kepri, maka dari Jakarta tidak perlu didatangkan. Demikian terkait dengan beras impor yang tergolong banyak masuk Kepri. “Kalau ada beras impor, malah bagus, biar harga lebih terkendali. Itu baik. Kalau ada lebih murah, tidak perlu datangkan dari Jakarta,” ungkap Pramitadi.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum Food Station, Budi Santoso pada kesempatan tersebut menjelaskan peran dan fungsi BUMD Food Station dalam mengelola ketahanan pangan di provinsi DKI Jakarta, mulai dari pengelolaan Pasar Induk Beras Cipinang dan juga keterlibatan dalam Tata Niaga Beras dengan pengelolaan secara terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir.

“Di sektor hulu, dengan melakukan kerjasama contract farming bersama gapoktan di berbagai daerah, terutama yang mengalami surplus karena tujuannya juga tidak menyebabkan inflasi di daerah tersebut menjadi tinggi karena produk pangannya diserap oleh Food Station. Dan juga melalui kerjasama on farming atau budidaya,” kata Budi.

Budi juga menyampaikan visi misi serta peran strategis Food Station sebagai BUMD Pangan dan upaya yang dilakukan selama ini dan ke depannya, dalam rangka menjalankan fungsi penugasan maupun komersial.

Selain memenuhi kebutuhan beras di DKI Jakarta, lanjut Budi, terkait kegiatan komersial, Food Station juga menjual produknya di berbagai modern market (retail) di seluruh Indonesia dengan lebih dari 31.000 outlet tersebar.

“Kami juga telah melakukan ekspor ke Arab Saudi serta merencanakan ekspansi ke negara lain ke depannya, untuk produk pangan serta turunannya,” imbuhnya.(am)

Related Articles

Stay Connected

142FansSuka
54PengikutMengikuti
28PelangganBerlangganan
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles